Home / Inspirations / Excited Eksplorasi Infinite Studio, Tempat Syutingnya Film Hollywood di Batam
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

Excited Eksplorasi Infinite Studio, Tempat Syutingnya Film Hollywood di Batam

Foto bersama awak Blogger Kepri Infinite Studio. Foto by Lina Sasmita.

INFORMASI tentang keberadaan Infinite Studio di Batam sudah sejak beberapa tahun lalu saya dengar. Sayangnya segala informasi yang saya tahu tentang salah satu studio film terbesar di Asia Tenggara yang ikut memproduksi film-film dunia termasuk untuk Hollywood dan HBO itu, selama ini hanya dari berita dan cerita orang saja. Sampai pada Minggu (12/3/2017) lalu, bersama rombongan Blogger Kepri (hehehe lagi-lagi piknik bedol desa yang seru gila), saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi Infinite Framework  (IFW) Studio dan melihat isi dalamnya.

IFW ini di bawah manajemen PT Kinema Systrans Multimedia. Lokasi studionya ada di Nongsa, Batam.  Kalau dari pusat kota Nagoya, ke studio ini bisa memakan waktu sekitar 30 menit menggunakan mobil. Studio ini sudah berdiri sejak 2005 lalu dan menjadi salah satu studio film terbesar di Asia Tenggara.

Studio ini memang tidak begitu terbuka untuk umum, tetapi bisa tetap dikunjungi dengan terlebih dahulu reservasi via Turi Beach Resort dengan membayar Rp 75 ribu. Namun, saat Blogger Kepri berkunjung secara rombongan, reservasi dilakukan langsung melalui PR Infinite Studio, Mbak Bella. Yang mengurus reservasi adalah admin Blogger Kepri yang namanya Mas Danan. Thanks a lot Mas Danan…..

Karena kami datang di hari libur, studio ini tampak sepi. Hanya ada beberapa sekuriti yang berjaga mulai dari gerbang masuk, sampai ke dalam kawasan.

Kedatangan kami disambut oleh Mbak Bella. Dia ditemani  beberapa staf lainnya. Meskipun sedang berbadan dua, Mbak Bella tampak sangat energik. Dia menunjukan satu per satu bagian studio mulai yang paling depan sampai paling belakang.

Tempat Produksi Film Dunia

Sebelum saya ceritakan apa saja yang ada di sini, saya paparkan dulu tentang IFW dan hasil karyanya ya. IFW ini memiliki beberapa devisi untuk urusan film. Pertama untuk film-film animasi. Sudah banyak film animasi dunia yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif di sini, baik film layar lebar maupun serial TV. Beberapa di antaranya ‘The Garfield Show’, ‘Leonard/Dr.Contraptus’, ‘Lucky Luke’, ‘Franklin & Friends’, “My Magic”, “Sing to the Down”, “Future Earth”, dan “Ecopolis”. Untuk membuat karya animasi, di sini ada 350 animator loh…. Huuu banyak ya…!

Di taman depan Infinite Studio. Foto by menixnews.com

Kedua, sebagai tempat produksi film non animasi baik layar lebar maupun serial TV dengan bekerjama bareng industri perfileman dunia seperti Nelvana Entertainment (Canada), AETN, Darlow Smithson Productions/ Endemol (UK) Great Western Entertainment (Australia) and HBO Asia, Mediacorp Raintree Productions, Homerun Pictures, Zhaowei Films, Scorpio East,Clover Films, Zodiak Rights, “Dead Mine”, dan Endemol Worldwide Distribution. Film-film tersebut tidak semuanya bagian diproduksi di sini, melainkan ada bagian-bagian tertentu saja.

Beberapa film yang produksinya di-setting di IFW ini antaranya : Gorylah (2009), Darah (2009), “23:59” (2011), “Ghost Child” (2012), “Girl in a Pinafore”, “Bring Back the Dead”, “1965”, Blackhat”, “Joker’s Game”, “Agent 47”, “Equals”, “I love You From the 38 Ft”, “Serangoon Road” dan “Half World 2”.

Uniknya Ruang Serba Guna

Yang namanya ruang serba guna memang terdengar biasa. Hampir di setiap gedung perkantoran ruangan ini ada dan biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan. Nah, di Infinite Studio, ruangan ini benar-benar gunakan untuk serba-serbi alias bisa diubah jadi apa saja untuk keperluan syuting film.

Kadang ruangan ini didekor seperi bar, kemudian diubah lagi menjadi panggung pertunjukan, dan diubah lagi untuk banyak hal. Saat kami ke sana, ruangan ini sedang difungsikan sebagai tempat pertunjukan dan nuansanya serba merah. Ada panggung ukuran kecil dan tempat duduk untuk para penonton. Ada piano di samping panggung dan ada sofa-sofa berjajar di bagian kiri dan kanannya.

Di ruangan ini juga terpampang lukisan-lukisan seni yang menunjukan bagian atas tubuh wanita (mungkin sebagian orang akan menilainya termasuk pornografi tapi sebagian lagi akan menganggapnya karya seni. Saya menilainya unik).  Seisi ruangan ini, apik dijadikan tempat foto-foto. Narsis tiada akhir de pokoknya.

Lonceng dan Jam Besar yang Kece

Di depan ruang serba guna ini ada deretan lonceng-lonceng besar yang tergantung di atas plafon. Di belakang ruangan ini, ada jam besar yang kece.

Di bawah jam ini ada dua sepeda motor, vespa dan CB. Ada pula satu motor roda tiga zaman dulu. Melihat motor roda tiga itu, serasa berada di zaman perang dunia dimana tentara-tentara Eropa banyak menggunakan kendaraan sejenis.

Yang tidak kalah menarik adalah keberadaan becak Cina zaman dulu yang masih ditarik oleh manusia. Spot-spot kece ini tidak luput dari aksi narsis para keluarga Blogger Kepri.

Dunia Bawah Tanah “Half World 2”

Setelah ublek-ublek bagian depan IFW, kami diminta Satpam untuk cepat-cepat mengikuti rombongan Blogger Kepri yang sudah datang duluan dan sedang mengeksplor tempat setting film “Half Word 2”. Tempat syuting film ini berada di bangunan kedua setelah bangunan ruang serba guna tadi.

Foto taken from HBO Asia

Bergegas, kami pun mengikuti perintah sang Satpam. Tempat syuting “Half World 2”, salah satu serial TV yang tayang di HBO, cukup besar dan di-setting indoor seperti ruang bawah tanah. Tempatnya memang agak gelap dan agak seram, seperti filmnya yang memang horror. Ada kamar penjara, ada tempat penyiksaan, dan ada lorong-lorong untuk pelarian.

Tembok-tembok yang dipasang, mayoritas menggunakan triplek dan partisi.  Kata Mbak Bella, syuting “Half World 2” baru kelar dilakukan pada November 2016 lau. Makanya, setting tempatnya masih belum dibongkar dan tetap bisa dinikmati pengunjung sampai beberapa waktu ke depan.

Setting Syuting Film Serangoon Road

Selain studio indoor yang di-setting untuk “Half World 2”, IFW juga mempunyai studio outdoor yang digunakan untuk setting beberapa film, di antaranya “Serangoon Road” dan “I love You From the 38 Ft”.

Foto taken from HBO

“Serangoon Road” merupakan serial TV Austalia-Singapura yang diproduksi kerjasama antara the Australian Broadcasting Corporation (ABC) and HBO Asia. Syuting serial ini memang sudah lama dan tayang pada 2013 lalu. Serial ini menceritakan Singapura tempo doeloe di tahun 1960-an ketika masa kemerdekaan Singapura dan memisahkan diri dari Malaysia.

Walaupun sudah berlangsung lama, tempat syutingnya masih berdiri kokoh yang mencerminkan Singapura tahun 1960-an. Ada bangunan ruko-ruko tempo doeloe lengkap dengan bermacam-macam kedai tradisional, mulai dari kedai sembako, pakaian, obat-obatan, tukang jahit, warung makan, sampai bengkel sepeda.

Ada pula setting halte dan kendaraan umum berupa bus tempo doeloe. Berada di sini, memang terasa sedang ada di kota zaman dahulu yang masih serba tradisional.

Tidak jauh dari lokasi Serangoon Road, ada bekas potongan pesawat yang sudah hancur. Jika dilihat sekilas, memang tampak hanya seperti bongkahan besi. Tetapi di balik itu ada cerita yang menarik.

Foto taken from muvila.com

Bongkahan besi itu merupakan potongan pesawat dari syuting film I love You (ILY) From the 38 Ft. Ini adalah film Indonesia yang diangkat dari kisah nyata seorang pramugari yang meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Kecintaannya terhadap profesi sebagai seorang pramugari membuat keluarganya harus kehilangan dirinya.

Lunch Bareng Plus Burger Challenge

Keseruan melihat setting sejumlah film di IFW ditutup dengan keseruan lainnya yakni makan siang bareng yang disediakan tuan rumah. Menunya sungguh menyelerakan yakni nasi kuning dengan laut ayam goreng, sambal dan lalapan….. NYAMMIIII….

Yang tidak kalah seru, selepas makan siang, ada burger challenge yakni makan Klenger Burger yang kami pesan dari Ibis Style Hotel Batam.

Sayangnya pesertanya hanya Mas Danan dan Mas Wahyu, suami Teh Cucum. Tapi memang seru deh lihat Mas Danan makan… CAHYOOO……

Video burger challenge bisa dilihat di sini ya!…

Piknik bedol desa ini gak diikuti oleh Mbak Silvia pemilik blog www.silviananoerita.com karena doi sudah hijrah ke Jawa…. Kalau ke Batam kita piknik bareng ya Mbak! (sri murni)

HAPPY PICNIC KELUARGA INDONESIA!

 

 

 

 

27 comments

  1. Sebelumnya gk nyangka aja di Batam ada studio tempat syuting film-film skala Internasional, duh kerenlah pokoknya

  2. kalo lwat turi beach dan bayar 75 rb apa dari pihak turi yang antar pesertanya dan menjadi guide selama di infinite ??

  3. Aku ketinggalan ruang serbaguna itu. Padahal kece ya!

    • Wah…. iya bang Uma… kok bisa ketinggalan? Aku malah gak banyak foto di indoornya half world 2 itu… kamera ponsel gak memadai dapat foto bagus di tempat yang agak gelap.. jadi ilang selera foto di sana…

  4. Banyak juga film yang udah diproduksi di sini. Skala internasional pula. Batam keren ya.

  5. Batam memang kece deh. Tempatnya asyik-asyik, sayangnya saya belum sempat ikut singgah. Huhu.
    mbaaa, bagi burgernyaaaa

  6. Batam makin ketceh aja ni.

  7. Sayang ya, saya gak bisa datang kemarin. Next time deh.

  8. Aku masih kurang puas foto-foto di sinii.. 🙁

  9. Semiga ada next trio ke sini kalau ada film baru

  10. Menunggu ajakan mas Danan selanjutnya kalo ada set film baru lagi.

    Bedanya, nanti kostum udah siap sesuai set film. Biar makin ngeksis!

    Hahaha

  11. Batam Memang sudah standart Internasional nih, banyak karya yang sudah di hasilkan disini …
    Film nya juga sudah banyak yg di produksi disini …

  12. kalo studio di buat fil hantu sei ladicocok kayaknya

Leave a Reply to Silviana Noerita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.