Home / Inspirations / Aroma Mistis Lomba Jong, Sampan Mini tanpa Awak yang Melaju Kencang di Laut
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Keramaian Lomba Jong di Nongsa, Batam, 5 Maret 2017. Foto by menixnews.com

Aroma Mistis Lomba Jong, Sampan Mini tanpa Awak yang Melaju Kencang di Laut

Duo crucils memperhatikan jong yang ada di arena Lomba Jong, Nongsa. Foto by menixnews.com

SEBAGAI salah satu provinsi kepulauan terluas di Indonesia, rakyat Kepri tentu saja memiliki banyak permainan tradisional yang berhubungan dengan laut. Satu di antara permainan yang masih terus dijaga kelestariannya adalah jong. Bahkan permainan ini kerap dilombakan di beberapa daerah di Kepri setiap tahunnya. Ajang lomba tersebut dikenal dengan istilah Lomba Jong.

Lomba Jong adalah lomba memacu perahu mini tanpa pengemudi. Ukuran jong ini memang sangat kecil dan tidak mungkin untuk seorangpun naik di atasnya. Permainan ini merupakan permainan tradisional masyarakat kepulauan yang dilakukan warga saat datang musin utara yang membawa angin cukup kencang. Permainan ini menjadi aktivitas nelayan yang tidak bisa melaut karena angin dan gelombang kencang. Jong kerap dimainkan baik anak-anak maupun orang dewasa.

Salah satu instansi yang setiap tahun menyelenggarakan Lomba Jong adalah Pemko Batam. Lomba ini biasanya dilaksanakan di Perairan Batu Besar, Nongsa. Tahun 2017 ini, sudah dilaksanakan pada 5 Maret lalu selama tiga hari, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Saya sempat menyaksikan keseruan lomba tersebut dan mengabadikannya baik foto maupun video.  Saya pun sempat mengobrol dengan sejumlah peserta.

Selain Pemko Batam, pemda lain di Kepri juga kerap menggelar lomba serupa seperti Bintan, Tanjungpinang, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas.

Biasanya lomba jong dilaksanakan pada saat musim angin kencang sepeti musim utara dan selatan. Kalau di Batam, memang selalu dilaksanakan di akhir musim angin utara dimana kondisi angin tidak terlalu kencang, tetapi masih kondusif untuk bermain jong. Tahun ini sudah dilaksanakan pada 5 Maret lalu di Perairan Batu Besar, Nongsa.

Keramaian Lomba Jong di Nongsa, Batam, 5 Maret 2017. Foto by menixnews.com

Seperti saya utarakan di atas, bahwa jong adalah perahu mini tanpa pengemudi. Jadi hanya bisa berlayar dengan mengandalkan kekuatan angin.  Lomba Jong di Nongsa Maret lalu, diikuti sekitar 1.680 unit jong yang dimiliki ratusan warga dari seluruh perwakilan daerah di Kepri.

Dalam lomba ini, sangat memungkinkan seorang peserta mengikutkan lebih dari satu jong bahkan boleh puluhan. Biasanya peserta pun tergabung dalam grup atau komunitas jong. Nah, satu grup bisa terdiri dari 6-7 orang dengan jumlah jong puluhan.

Rusli, seorang peserta Lomba Jong dari Tanjungpinang yang saya ajak ngobrol mengatakan, secara umum ada tiga kategori lomba, yakni jong kecil, medium, dan besar. Jong kecil memiliki ukuran panjang badan 80-129 cm, jong medium (140-149 cm), dan jong besar (150-190 cm).

Untuk jarak lomba, tidak terlalu jauh hanya sekitar 200 meter. Lomba Jong ini biasanya gratis tanpa biaya pendaftaran. Hadiah yang disediakan mencapai puluhan juta.

Cara pemilik jong membawa jong agar tidak rusak. Foto by menixnews.com

Kok bisa ya sampan kecil tidak bermesin dan tidak berawak melaju kencang di laut?

Rusli menjelaskan, jong bisa jalan dikarenakan kekuatan angin. Agar bisa terbawa angin, maka sangat perlu mendesain  bagian-bagian dengan sempurna dari bahan kayu yang berkualitas. Kebanyakan jong dibuat dari kayu Pulai maupun Mulan yang sangat ringan, sehingga jong bisa berpacu dengan cepat.

Bahkan kayu pulai ini bisa bertahan sampai 30 tahun asalkan dirawat dengan cara digosok dan dicat ulang setiap tahun, kemudian disimpan di tempat kering dan tidak kena air.

Secara umum bagian jong terdiri dari : badan jong, cocor, kater, batang kater, layar, dan tiang layar.

Saya akan menjelaskan lebih detail satu per satu.

Jong berukuran kecil yang ikut lomba saat Lomba Jong di Nongsa, Batam. Foto by menixnews.com

1.       Badan jong adalah bagian paling utama yang menjadi tumpuan sebuah bagian lainnya. Di bagian inilah tiang layar dan layarnya ditempatkan.

2.       Cocor jong yakni kayu kecil dan panjang yang ada di bagian depan badan jong. Fungsinya sebagai menerobos air dan arus.

3.       Kater jong yakni sampan sangat pecil yang ada di samping badan jong yang berfungsi sebagai  penyeimpang atau penyetel haluan.

4.       Batang kater yakni kayu penyambung antara badan jong dan kater. Panjang kater sangat ditentukan oleh perhitungan panjang batang jong dan cocor. Jika panjang badan jong 170 cm dan cocornya 30 cm, maka panjang batang kater adalah 200 cm. Panjang kater juga sangat mempengaruhi kecepatan laju jong.

5.       Layar jong yakni kain yang difungsikan sebagai layar sampan jong. Lebar dan panjang layar juga mengacu ukuran jong. Untuk lebar, disamakan dengan panjang badan jong, sedangkan panjang layar disamakan dengan ukuran batan kater.

6.       Tiang layar yakni bagian yang bisa menopang layar sehingga berdiri tegal. Ukuran panjang dan lebarnya pastinya disesuaikan dengan ukuran layar.

Rusli saat mempersiapkan jongnya untuk ikut Lomba Jong di Nongsa, Batam. Foto by menixnews.com

Menurut Rusli, tidak ada tips khusus agar menang Lomba Jong. Yang pasti, secara teori saat membuat jong harus dipenuhi, selebihnya tergantung kekuatan angin dan nasib baik.

Jong dapat dibuat sendiri maupun dipesan. Harganya mulai Rp 500 ribu sampai jutaan rupiah. Lamanya pembuatan juga sangat tergantung pesanan. Tapic rata-rata satu jong bisa diselesaikan dalam waktu spekan.

Selengkapnya bisa ditonton video wawancara dengan Rusli di sini!

Benarkan Lomba Jong ada muatan mistisnya?

Soal mistis di lomba jong, saya memang sering mendengarnya. Selentingan yang saya dengar, kalau sejumlah peserta lomba jong menggunakan kekuatan supranatural agar jongnya bisa melaju kencang dan memenangkan perlombaan.

Apakah memang begitu? Saya juga penasaran. Untuk menjawab penasaran saya ini, saya menanyakan langsung kepada dua peserta.

Pak Awal ketika memperbaiki jong miliknya yang akan ikut Lomba Jong di Nongsa, Batam. Foto by menixnews.com

Pertama dengan Pak Awal dari Tanjung Gundap. Dia mengaku, memang beberapa peserta ada yang menggunakan kekuatan supranatural dengan tujuan agar arah angin berpihak ke jong mereka dan menghalangi jong lawan. Namun, ini hanya dilakukan segelintir peserta. Ia mengaku, di beberapa lomba sempat mengalami jongnya tidak bisa melaju padahal semuanya sudah benar.

“Saya pun heran kenapa bisa begitu. Angin bagus, semua jong saya sudah sesuai dengan standar, tapi tidak bisa laju. Kata orang pintar, karena ada yang sedang ‘main’ (menggunakan kekuatan lain),”cerita Pak Awal.

Sementara menurut Rusli, pihaknya tidak pernah menggunakan kekuatan supranatural, hanya nasib angin dan teknik yang tepat.  (sri murni)

4 comments

  1. Main jong ini sepertinya memang mengandalkan nasib dan angin mba. Sama kayak main perahu kertas, ada yang mengalir ikut air dan angin, ada juga yang tersendat.

  2. Semoga permainan tradisional ini bisa tetap eksis dan dilestarikan

Leave a Reply to duniario Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.