Home / Inspirations / Mengenal Minuman Tradisional Melayu “Laksamana Mengamuk” dan Filosofinya
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Minuman Laksmana Mengamuk. Foto diambil dari cookpad.com

Mengenal Minuman Tradisional Melayu “Laksamana Mengamuk” dan Filosofinya

Minuman Laksmana Mengamuk. Foto diambil dari cookpad.com

PERNAH dengar minuman Laksamana Mengamuk atau justru sudah pernah merasakannya? Kedengarannya agak seram ya dan bikin penasaran.

Nama minuman ini memang bikin banyak orang bertanya-tanya, kok ada ya minuman namanya Laksamana Mengamuk? Memang diapakan itu minuman kok sampai mengamuk? Apakah minuman ini dibuat dengan mengamuk-ngamuk? Tulisan ini akan memperkenalkan minuman tersebut, cerita yang ada di balik namanya, serta filosofinya.
Di bumi Melayu Kepulauan Riau (Kepri) dan Riau Daratan, minuman Laksamana Mengamuk memang tidak asing, terutama bagi warga tempatan. Sebab, minuman ini memang khas dan masuk dalam deretan kuliner tradisional dari masyarakat Melayu.
Minuman Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin (karena diberi es) yang dibuat dari potongan buah kuini yang diberi santan dan kelapa muda plus susu dan gula merah atau gula putih.
Buah kuini yang sudah dikupas. Foto diambil dari bernardcometh
Bagi yang tidak tahu kuini, ini adalah sejenis buah mangga yang memiliki tekstur daging lembut namun terkadang banyak serat. Kulitnya lebih tebal ketimbang mangga biasa. Jika sudah matang, aromanya kuat dan sangat harum. Bila disimpan di dalam rumah, harumnya tercium seisi rumah.
Minuman ini memiliki sejarah bermuatan filosofi yang kuat bagi masyarakat Melayu kepulauan dan daratan. Sejarahnya, konon di sebuah kerajaan Melayu, ada seorang Laksamana yang mempunyai seorang istri yang cantik. Saat Laksamana sedang tidak berada di rumah, ternyata ada seorang pemuda yang mengganggu sang istri dan membuat sang istri pergi dari rumah bersama si pemuda tersebut. Mengetahui hal itu, sang Laksamana sangat emosi. Dengan penuh amarah dia mencari sang istri dan pemuda yang membawanya kabur.
Karena marah, dia menebas apa saja yang ada di depannya, termasuk ketika melewati kebun kuini. Tebasan parang sang Laksamana membuat kebun kuini rusak. Buah kuininya pun banyak berjatuhan.
Melihat begitu banyak kuini yang berserakan, warga setempat mengumpulkannya. Namun mereka tidak tahu mau diapakan buah yang banyak tersebut. Jika hanya dimakan begitu saja, warga sudah merasa bosan.
Hingga, ada seorang wanita yang memiliki ide untuk mengupas semua buah kuini, kemudian memotongnya kecil-kecil seperti dadu. Lalu, ia mencampurkannya dengan air kelapa dan santan matang, kemudian diberi gula putih agar terasa lebih manis. Ketika sudah jadi, dia mencicipi dan ternyatan minuman tersebut sangat enak.
Minuman Laksamana Mengamuk yang original. Foto diambil dari resep&masakan.
Lalu, minuman itupun dibagi-bagikan kepada semua warga dengan maksud sebagai penghilang dahaga sekaligus  meredakan rasa amarah. Cerita ini memang hanya mitos dan kemungkinan juga ada cerita versi-versi lainnya.
Biasanya minuman ini banyak disajikan ketika musim buah tiba, sekitar Agustus-November, karena buah kuini merupakan buah musiman yang ada setahun sekali. Biasanya juga ninuman ini adanya saat acara pesta pernikahan, khitanan, dan hajatan lainnya termasuk acara jamuan kesenian dan kebudayaan. Saat ini, ada sejumlah resto dan cafe yang menyediakan minuman tersebut.
Di masa modern ini, minuman Laksamana Mengamuk sudah banyak dikreasikan dengan penambahan beberapa jenis buah-buahan.
Secara modern, cara membuat minuman Laksamana Mengamuk adalah :
1. Buah kuini dan nangka dipotong dadu, kamudian diberi selasih. Selasih ini dipercaya ampuh untuk menyembuhkan panas dalam.
2. Semua bahan tersebut dicampur dengan santan yang sudah dimasak dengan gula merah atau gula putih.
3. Agar lebih enak dan segar, tambahkan susu kental manis, air kelapa muda sekaligus kelapanya, dan es batu.
4. Ada pula yang menambahkan minuman ini dengan potongan buah naga.
Secara sekilas, minuman ini hampir mirip dengan sub buah. Namun memiliki ciri khas tersendiri dengan adanya buah kuini. Minuman tidak akan bisa disebut Laksamana Mengamuk jika tidak ada buah kuini di dalamnya.
Versi lain cara membuat Laksamana Mengamuk saya dapatkan ketika wawancara dengan Sekretaris Lembaga Adat Melayu (LAM) Bintan Bapak Mustofa, pada Maret 2017 lalu. Menurutnya, cara membuat Laksamana Mengamuk adalah:
1. Dua buah kepala muda dipisahkan isi dan airnya.
2. Isi kelapa muda diblender dengan sirsak yang telah dibuang bijihnya, ditambah kuini dan nangka.
3. Setelah halus,  dicampur dengan air kelapa muda
4. Tambahkan santan yang udah dimasak
5. Tambahkan susu kental manis atau gula putih dan aduk rata
6. Masukan batu es dan bisa ditambahkan potongan buah naga yang dipotong kecil-kecil.
Yang manapun versi cara membuat Laksamana Mengamuk, satu hal yang pasti bahwa minuman ini wajib mengandung buah kuini. Minuman ini juga sangat segar bila dijadikan menu berbuka puasa di Bulan Ramadan. (Sri Murni)

14 comments

  1. Kemaren di Harris nyobain. Enak!

  2. kuini tuh menurut saya enak banget loh. Ngak terlalu manis tapi pas buat olaharan campur es buah 😉

    • Iya enak Mbak… apalagi yang udah mateng sempurna. Tapi makannya kudu hati-hati dan harus dicuci bersih karena getahnya bisa bikin gatal bibir dan kulit muka.

  3. Seger banget kayaknya…
    Godaan puasa nih. Hihi

    Salam kenal ya dari Bengkulu y mbk.
    Ditunggu kunjungannya di blog saya.
    Dtunggu juga followny. Hee

  4. Nama es nya unik. Laksamana Mengamuk. Asal ceritanya juga unik. Berhubung aku belum pernah tau buah kuini, semoga suatu waktu nanti bisa nyicipin es ini ya. Doakan.

  5. Laksamana mengamuk pernah denger. Tapi baru tahu yang namanya buah Kuini, baru denger malah. Ternyata begitu …
    Terima kasih udah share mbak 🙂

  6. Wah widya belum pernah nyobain. Dan ini minumannya menggoda banget Mba hehehe kalo di Bandung, kira-kira cari dimana ya? hehe

  7. Wow saya baru tahu kalau ada minuman tradisional namanya Laksamana Mengamuk, unik juga ya?

    Kalau didaerah Banten ada juga minuman tradisional yang mirip2 seperti itu, namanya Es Sekemu. Namun perbedaanya tidak ada Mangga Kuini, yang ada Sawo dan Kelapa.

Leave a Reply to Dian Radiata Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.