Home / Inspirations / Rasanya PANAS-DINGIN Naik Transportasi Umum di Negeri Paling Makmur di Dunia, Norwegia
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Berpoto bersama teman-teman di Oslo di dalam T-Bane.

Rasanya PANAS-DINGIN Naik Transportasi Umum di Negeri Paling Makmur di Dunia, Norwegia

Di Oslo, denda bagi warga yang tidak patuh dengan aturan, tidak terkecuali soal kepemilikan tiket transportasi umum, terbilang besar dan bikin kita meringis karena harus merogoh kantong dalam-dalam. Enaknya, tidak hanya warga yang kena denda jika melakukan kesalahan, pemerintah pun harus bayar kompensasi ke warga jika transportasi umum terlambat lebih dari 20 menit. Bagaimana cerita seru saya soal transportasi umum di negara paling makmur di dunia, Norwegia? Yuks kita simak ulasannya!

Tram di Oslo.

JIKA kita kedapatan tidak punya tiket saat naik bus, T-Bane, tram, dan ferry maka akan dikenakan denda jutaan rupiah. Denda itu bisa dibayar dengan dua cara. Pertama, bayar di tempat saat ketahuan tidak punya tiket dengan besaran 950 NOK atau sekitar Rp1.425.000 (kurs Rp1.500).

Kedua, denda dibayar kemudian hari dengan tenggang waktu 30 hari. Besaran dendanya dinaikkan menjadi 1150 NOK atau sekitar Rp 1.725.000.

Besaran denda ini, baik yang bayar di tempat maupun pakai masa tenggang jauh di atas tarif tiket berlangganan satu bulan yang besarnya 708 NOK (Rp1.062.000) untuk warga dewasa dan non-pelajar.

Denda tidak hanya dikenakan kepada penumpang yang tidak punya tiket saat bepergian- termasuk yang punya tiket tetapi tidak membawanya- tetapi juga bagi yang menyalahi aturan. Misalnya, seorang penumpang berstatus pelajar dan berusia lebih dari 30 tahun menggunakan tiket berlangganan sebagai mahasiswa, padahal seharusnya mahasiswa berusia di atas 30 tahun harus menggunakan tiket dewasa umum. Maka, besaran denda akan dijatuhkan kepadanya lebih besar yakni 2000 NOK atau sekitar Rp 3 juta. Besar ya dendanya!

Mesin tiket transportasi umum di Oslo. http://www.visitoslo.com/

Satu lagi, jika kita punya tiket single, jangan lupa untuk menyeklok (seperti ceklok kartu kehadiran saat masuk kerja) atau scanning di mesin tiket yang tersedia di dalam bus maupun di stasiun T-Bane. Jika tiket tidak di-scanning maka termasuk dalam pelanggaran yang dikenakan denda.

Alat scanning ticket. http://www.visitoslo.com/

Saya sendiri, selama tinggal di Oslo, pernah beberapa kali lupa membawa kartu berlangganan dan lupa pula membeli tiket single. Ingat tidak punya tiket saat sudah naik dan duduk manis di T-Bane. Karena waktu masuk kelas sudah dekat dan tidak sempat lagi balik ke apartemen untuk ambil kartu, yang bisa saya lakukan hanya berdoa “Ya Allah…. Janganlah ada pemeriksaan tiket dari petugas”.

Dalam kondisi seperti itu rasanya panas dingin, kebelet pipis, gelisah, tidak tenang, ah….pokoknya kalut de….. Setiap kali T-Bane dan bus yang saya naiki berhenti di stasiun dan halte untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, mata saya jelalatan lihat keberadaan petugas. Dalam hati saya, bagitu ada petugas tiket, saya akan langsung turun.

Baca juga  : Menikmati Transportasi  Umum di Negeri Paling Makmur di Dunia, Norwegia. Senyaman Apakah?

Untuk pemeriksaan tiket T-Bane, bus, dan tram dilakukan petugas secara acak. Biasanya mereka masuk ke dalam T-Bane, bus, dan tram secara bergerombol dan bersamaan (satu tim bisa 3-5 orang) sesaat sebelum berangkat. Begitu petugas masuk, pintu langsung ditutup. Sehingga, bagi penumpang yang hendak menghindari petugas, sangat kecil kemungkinan bisa lolos. Tapi pengamatan saya, beberapa kali ada penumpang yang bisa bergerak cepat dan keluar T-Bane dan bus sebelum pintu ditutup agar tidak tertangkap petugas. Para petugas biasanya berseragam hitam-hitam dan membawa alat deteksi untuk memeriksa kartu.

Bus umum yang ada di Oslo.

Tiket tidak bisa kita beli di atas bus, T-Bane, atau monorail karena tiket hanya tersedia di mesin tiket atau di toko-toko kebutuhan harian, termasuk supermarket.

Tidak setiap bus, T-Bane dan monorail diperiksa melainkan menggunakan sistem acak. Nah, kalau sudah tertangkap petugas tiket, biasanya banyak penumpang yang memohon belas kasihan agar tidak didenda. Caranya macam-macam dengan berbagai alasan. Sukses tidaknya melobi petugas sangat tergantung dengan kebaikan hati petugas. Biasanya, petugas bisa memberikan “pengampunan” jika memang penumpang itu orang yang baru datang ke Oslo dan belum sepenuhnya menguasai peraturan, atau lansia dan orang cacat. Ada pula petugas yang memberi pengampunan karena alasan kedukaan.

Seorang teman bercerita, dirinya tertangkap petugas saat naik T-Bane karena lupa membawa kartu. Ia berhasil lolos dari denda setelah memasang muka sedih dan penuh ibah (hampir menangis) mengaku ke petugas lupa membawa kartu karena dirinya sedang dalam keadaan tidak stabil dan sedih disebabkan binatang peliharaannya, mati kemarin. Melihat tampang sedih itu, petugas tersebut mengucapkan turut berduka dan memperingatkan teman saya untuk tidak lupa membawa kartu transportasinya.

Ini hanya keberuntungan teman saya saja. Belum tentu jika nasib serupa menerpa orang lain akan mendapatkan perlakuan yang sama.

Secara psikologi, saya dapat memahami sikap memaafkan dari sang petugas karena bagi masyarakat Norwegia, binatang peliharaan sudah dianggap sebagai anggota keluarga yang mendapatkan hak dan dapat menimbulkan kesedihan yang mendalam.

Syukurnya, meskipun beberapa kali saya lupa bawa kartu transportasi, saya beruntung tidak pernah tertangkap petugas tiket. ALHAMDULILLAH!

Binatang Peliharaan dan Sepeda Wajib Punya Tiket

Sejauh saya jalan-jalan dan pernah tinggal di luar negeri, saya baru melihat kebijakan pemerintah yang mengharuskan binatang peliharaan dan sepeda punya tiket transportasi sendiri yakni di Oslo.

Dibebankannya tiket kepada binatang peliharaan, mungkin karena bagi warga Norwai, pets sudah dianggap bagian dari keluarga dan mereka juga menikmati transportasi umum, maka harus bayar (dibayarkan oleh tuannya). Sementara untuk sepeda, kemungkinan karena memakan tempat saat menaikkannya ke transportasi umum, makanya dibebankan biaya juga. Ibaratnya sepeda ini seperti kargo atau barang bawaan yang memakan tempat.

Tarif tiket transportasi berlangganan yang berlaku 2017.

Untuk tarif, binatang peliharaan (honnor) dan sepeda (ungdom) besarannya sama. Tarifnya pun disamakan dengan besaran tarif anak-anak (barn) yakni 50 persen dari tarif orang dewasa.

Sejauh pengamatan saya menggunakan transportasi umum di kota ini, hampir setiap hari, terlebih weekend, beberapa warga memang membawa binatang peliharaan mereka naik T-bane dan bus. Di kereta api, memang tidak ada tempat khusus untuk pets. Mereka hanya didudukan di lantai kereta (untuk anjing) atau dipangku untuk pets yang kecil.

Pemerintah Wajib Bayar Kompensasi

OSLO, saya nilai memang kota yang fair. Jika warga melakukan kesalahan didenda, begitu juga sebaliknya dengan pemerintah, wajib membayar kompensasi. Tidak terkecuali soal layanan transportasi.

Di Oslo, peraturan keterlambatan transportasi umum disosialisasikan dengan sangat baik. Setiap ada transportasi umum yang terlambat datang minimal 20 menit, para calon penumpang dibolehkan memilih naik taksi dan biaya taksi tersebut diganti oleh Ruter, badan pemerintah yang mengurusi transportasi umum di Oslo. Besarnya kompensasi tersebut maksimal adalah 550 NOK atau sekitar Rp825 ribu.

Aturan kompensasi untuk keterlambaran transportasi umum di Oslo..

Mekanisme pergantiannya adalah :

  1. Si calon penumpang mencatat transportasi umum apa hendak digunakan dan mengalami keterlambatan (catat stasiun, nomor transportasi, dan waktu keterlambatan).
  2. Calon penumpang naik taksi dan membayarnya pakai uang sendiri, serta jangan lupa meminta bukti pembayaran oleh supir taksi.
  3. Calon penumpang kemudian melapor ke Ruter dengan memberitahukan identitas transportasi yang terlambat serta waktunya, dan membawa bukti pembayaran taksi.
  4. Petugas Ruter mencocokan keterangan calon penumpang dengan sistem yang ada.
  5. Jika benar adanya keterlambatan, maka uang taksi calon penumpang akan diganti dengan jumlah maksimal 550 NOK.
    Trem di Oslo. Foto by menixnews.com

Saya sendiri memang belum pernah mengalami kejadian ini. Tapi satu teman baik saya, Ibu Tirta, yang sampai kini masih tinggal di sana, sudah pernah mengalaminya. Dia bercerita, pernah reimburse uang taksi karena bus yang hendak digunakannya terlambat lebih dari 20 menit. Biaya yang harus dikeluarkannya sebesar 225 NOK.

Dia pun mencoba reimburse uang taksi tersebut ke Ruter dan berhasil. Uang taksinya diganti 85 NOK bukan 225 NOK karena saat naik taksi Ibu Tirta bertiga. Seandainya sendiri, dia yakin uang taksinya bisa diganti full.

Semoga sharing saya ini memberi manfaat bagi semua. Jangan lupa baca juga tulisan pertama saya tentang kenyamanan transportasi di negeri paling makmur di dunia ini dan klik saja ini!

SALAM PIKNIK KELUARGA INDONESIA

 

22 comments

  1. Keren banget, ini menjadikan warga jadi disiplin. Kapanlah Indonesia bisa begitu.

    • Kapan ya Indonesia bisa begitu? Sebenarnya gampang saja kalau penegak hukumnya memang bisa menerapkan aturan tidak pandang bulu.. Hehehe bulu tebal apa tipis ya? hihihihi

  2. Mantap kali peraturannya. Kalo di Batam, mungkin denda saya udah bisa buat beli rumah di Sukajadi.

  3. Ini menyangkut penegakan hukum dan bagaimana mematuhinya. Di Indonesia saya rasa cukup sulit karena baik masyarakat ataupun penegak hukum masih lebih banyak yang belum siap.

  4. fAnny f nila

    Suamiku yg pernah ke oslo juga cerita kalo sistem transportasi di sana ketat.. Tp aku pribadi sih setuju banget yg begitu diterapin ke indonesia :p. Kayaknya ampuh bikin orang2 di sini lbh berdisiplin dan teratur :). Tapi dengan catatan pemerintahnya jg hrs melakukan hal yg sama kyk pemerintah oslo

    • Iya Mbak setuju bangets dengan penegakan hukum yang tegas untuk semua kalangan. Hehehe walaupun aku deg-degan banget waktu gak bawa kartu…..

  5. Akses Gadget

    hukuman yang dikenakan berupa denda cukup tinggi ya, selain itu juga orang2 pada tertib, tapi masih tetap bisa menghindari dengan cara2 yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, yaitu memelas, hehehe

  6. wui ngeri juga denda nya. semoga di batam segera di terapin juga *eh

    • Di Batam sih bisa dijadikan pilot project untuk disiplin bertransportasi umum…. hehehe saya bakalan gak panas dingin karena jarang pakai transportasi umum… hehehe

  7. Keren ya Mbak, sistemnya dan peraturannya semuanya disiplin banget. Salut.

  8. Denda tinggi malah memacu untuk mematuhi peraturan, tapi kalau disini denda tinggi malah pemerintah yg disalahin…tapi kalo pemerintahannya udah bisa dipercaya,mungkin masyarakat akan patuh juga….

  9. Disiplin tapi tetap ada pengertian juga ya, Mba. Nice ya. Moga saya ada kesempatan untuk nyobain naik Tram 😀

    • Iya ada petugas yang masih pengertian…. Semoga Mbak Nita kesampaian ke sana dan naik tram ya… jangan pernah melupakan kartu atau tiket transportasinya biar gak panas dingin kayak saya… hehehe….

  10. Saya sudah ngebayangin mbak, celingak celinguk lihat petugas. Jadi geli sendiri.. Bisa jadi cerita seru tuh buat anak-anak nantinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.