JALAN-JALAN ke Daik, ibukota Kabupaten Lingga, sudah saya lakukan empat kali. Dan yang terakhir adalah saat bersama Tim #JelajahKonektivitasHati pada November 2018 lalu. Sementara tiga kedatadangan saya sebelumnya berlangsung sebelum tahun 2008.
Ada begitu banyak perubahan yang saya lihat di Daik Lingga ini. Yang pasti, kotanya semakin ramai dengan pertamahan rumah penduduk, pertokoan, dan perkantoran yang semakin banyak. Dan, fasilitas jalan semakin baik. Jumlah jalan yang mulus beraspal semakin banyak, bahkan sampai di perkampungan warga.
Senang rasanya mendatangi sebuah kota yang dulu terasa sangat terasing, kini mulai ramai dengan pembangunan yang cukup pesat. Satu hal lain yang membuat saya cukup terkesan adalah keberadaan penginapan yang sudah lumayan banyak.
Saya sangat ingat, dulu hanya ada dua penginapan yang layak di Kota Daik ini dan letaknya di pusat kota. Satu nama penginapan yang paling legendaris adalah Lingga Permai atau LP. Tapi sekarang, pilihannya sudah lumayan banyak. Bahkan, di Daik pun sudah ada warga yang membuka homestay.
Saat saya dan Tim #JelajahKonektivitasHati bertandang ke Daik selama dua hari satu malam, kami pun tidak lagi menginap di LP, melainkan mencoba salah satu homestay yang baru dibangun yakni Moyang Homestay. Penginapan ini beralamat di Jalan E Muhammad Afan Tanda Hilir No. 41 Daik, Lingga.
Lokasinya tidak berada di pusat kota, melainkan berada di tengah pemukiman penduduk. Dari pusat kota hanya sekitar lima menit naik mobil ataupun motor. Karena tidak berada di pusat kota, bagi wisatawan yang ingin jalan-jalan, disarankan untuk menyewa motor atau mobil maupun naik ojek yang banyak tersedia.
Moyang Homestay yang dimiliki oleh Pak Abdul ini bisa menjadi alternatif penginapan bagi pelancong yang ingin merasakan pengalaman berbeda ketimbang hanya menginapan di sebuah hotel.
Bangunan Serba Kayu
Moyang Homestay adalah sebuah penginapan yang adem, asri, dan nyaman dengan bangunan yang serba kayu baik eksterior maupun interiornya.
Di dalam homestay ini terdapat belasan kamar, beberapa ruang tamu, dapur, serta beranda belakang tempat bersantai.
Untuk fasilitas kamar, memang lebih mirip seperti kamar di rumah kita, ketimbang kamar hotel. Di dalam kamar, dilengkapi AC, televisi, meja rias merangkap meja kerja, serta kamar mandi. Tersedia handuk walaupun kualitasnya alakadarnya.
Saat saya menginap di sana, tidak tersedia toiletris. Untung saja saya bawa sendiri sabun, sampo, dan sikat gigit.
Menurut Pak Abdul, homestay miliknya ini memang belum selesai dibangun karena ada beberapa bagian yang perlu dilengkapi.
Dapur dan Makanan
Satu nilai plus dari Homestay ini adalah tersedianya dapur yang bisa dipakai para tamu untuk mengolah makanan sendiri. Bagi traveler yang ingin mengirit biaya makan, masak sendiri tentu saja menjadi pilihan paling pas.
Bagi yang tak ingin masak, bisa tetap memesan makanan dari pengelola homestay. Jika ingin menikmati kuliner khas lokal, bisa jalan-jalan ke pusat kota dan memilih makanan kesukaan.
Untuk tempat makan di sekitar homestay, hanya tersedia warung-warung kecil yang menyediakan makanan dengan menu harian, seperti nasi dengan lauk ikan.
Patut dicatat bahwa homestay ini tidak menyediakan sarapan pagi.
Harga
Tarif kamar Moyang Homestay bervariasi tergantung tipe kamarnya. Secara umum, tarifnya berkisar Rp250.000 per malam.
Alamat
Jalan E Muhammad Afan Tanda Hilir No. 41 Daik Lingga. HP/WA: 081276515588/087894254585. (sri murni)
Baca juga:
boleh untuk berapa orang harga 250rb itu kak ?
Bisa untuk berdua sih kak Sarah… Tapi kalau mau ramai-ramai bisa nego saja dengan yang punya. Paling ada ekstra yang gak gitu mahallah…
untuk harga kamar tergantung type kamarnya, ukuran kamar yang paling besar terdapat 2 kasur double bed yang bisa digunakan untuk 4 orang
seperti rumah pribadi yach,,sepertinya nyaman..
Iya kayak rumah pribadi dan memang nyaman sih…
Wah, dah banyak penginapan yah mbak di daik. Jadi kalo aku liburan kesana nggak perlu bingung lagi mau nginap dimana. Terima kasih informasinya…
Saya malah menginap di penginapan yang kayak kos-kosan gitu waktu sama Rina. Mayanlah 100.000 rupiah berdua. Tapi kamarnya agak gelap sih. Kelebihannya dekat dengan kantor bupati.
Wah, lingga semakin maju aja gan. Sudah ada home stay jadi bisa ada alternatif kalau ke lingga gak dapat hotel karena big event Club sepeda
Nyaman ya mba.. belum pernah jalan ke Lingga.. jadi pengen ke sana mba.. 😀
hi menixnews.com terima kasih sudah memberikan review Moyang Homestay