SELAMA ini, saya dan suami memang agak jarang nonton film dalam negeri di bioskop.
Eitssss bukan karena gak cinta produk Indonesia loh! Cuma kadang-kadang film yang mau ditonton ceritanya gitu-gitu aja.
Ada sih beberapa film lokal yang masuk dalam daftar film yang wajib ditonton di bioskop karena memang punya kualitas cerita yang bagus dan menyentuh, serta penggarapannya yang keren dan penuh emosi.
Beberpa film tersebut adalah Naga Bonar jadi 2, Ayat-Ayat Cinta, Ainun-Habibie, Rock n Roll, dan lainnya.
Nah, untuk tahun ini memang baru ada satu film Indonesia yang masuk dafta wajib ditonton di bioskop. Bahkan jika waktu memungkinkan, kami akan nonton di hari pertama pemutarannya.
Film yang kami tunggu-tunggu adalah My Generation. Yups, ini adalah film besutan sutradara Upi yang akan mulai tayang pada 9 November 2017. Sehari sebelum Hari Pahlawan. Apakah ada hubungannya?
Sudah kenal dunk ya dengan sutradara yang namanya Mbak Upi? Meskipun belum pernah ketemu dan berkenalan secara langsung (sama seperti saya), tapi kita bisa mengenalnya dari karya-karya filmnya yang segar dan selalu mengangkat fenomena yang terjadi di masyarakat masa kini. Sebut saja film Realita Cinta, My Stupid Bos, Rock & Roll dan 30 Hari Mencari Cinta.
Nah, setahun terakhir doi memang sibuk menyiapkan film yang juga mengangkat fenomena hidup masyarakat kekinian. Melalui film My Generation, Mbak Upi menyuguhkan sebuah realita kehidupan generasi milenial.
So, bagi saya dan suami, ada sederet alasan mengapa kami wajib nonton film ini di bioskop.
1. Media Memahami Kids Zaman Now
My Generation ini mengangkat fenomena kehidupan masyarakat metropolis yang hidup di zaman milenial. Tidak hanya tentang generasi mudanya tapi juga para orangtua mereka serta hubungan keduanya.
Nah, saya dan suami adalah parents zaman now yang sedang punya kids zaman now pula.
Pastinya, kami perlu banyak belajar agar bisa menjadi parents zaman now yang disenangi sekaligus disegani oleh kids zaman now.
Jika hubungan ortu dan anak tidak bisa berjalan dengan baik di zaman now yang begitu complicated, pastinya kami khawatir anak-anak tidak menjadikan ortu sebagai tempat bertanya, teman curhat, berbagi suka dan duka.
Dan, yang lebih parahnya ortu justru dianggap sebagai musuh mereka. Duh, jangan sampai deh ini terjadi.
2. Anak yang Mulai Remaja
Ada pepatah di kampung saya dan ini sangat sering saya dengar dari orangtua saya dulu bahwa mending (lebih mudah) menjaga 40 ekor sapi ketimbang menjaga satu anak perawan (anak perempuan maksudnya).
Maknanya adalah, memiliki anak perempuan itu, memang tidak mudah. Para orangtua harus ekstra hati-hati dan bijaksana dalam mendidiknya.
Jika terlalu mengekang (konservatif), dia justru lari dan jika terlalu bebas (liberal), dia bisa kebablasan. Jadi yang paling cocok menurut kami adalah moderat.
Di film My Generation ini, kita bisa belajar bagaimana menjadi orangtua yang moderate yang bisa bertindak menyenangkan anak sekaligus tidak membuatnya kebablasan dan melewati koridor yang ada.
Kami punya dua anak perempuan yang tidak lama lagi memasuki usia pubertas. Di usia inilah segala bentuk pembangkangan bisa saja terjadi. Kami perlu belajar dan mempersiapkan cara yang jitu untuk mengahapi masa-masa itu.
Jangan sampai parents zaman now tahunya hanya mencontoh penerapan pendidikan anak sama seperti yang pernah didapat dari ortu zaman old.
Waktu sudah berubah dan pola pikir kids zaman now tidaklah sama dengan zaman old.
So, parents zaman now juga tidak bisa lagi menerapkan pola asuh yang sama yang pernah didapat tanpa adanya improvisasi yang menyesuaikan zaman.
3. Bintang Baru
Kalau film bagus dibintangi oleh aktor dan aktris ternama, itu sudah biasa. Tapi kalau film bagus dibintangi para pemain mendatang baru, itu baru luar biasa.
Hal ini juga yang membuat saya dan suami penasaran ingin menyaksikan secara full film My Generation di bioskop.
Kalau lihat cuplikannya memang keren, tapi lebih keren lagi kalau lihat semuanya, ya kan?
Di film My Generation, ternyata Mbak Upi sengaja menggandeng bintang-bintang muda yang kinyis-kinyis sebagai pemeran utama film tersebut.
Alasannya, sutradara yang berusia 40 tahun itu ingin membuat kesan natural terhadap filmnya.
“Pertama ketemu sama mas Adi (produser) saya bilang, mas film ini saya harus masukan pemain baru. Anak-anak muda yang harus sesuai dengan film ini dan karakter ini. Saya nggak mau orang sudah tua berperan jadi anak muda,” kata Mbak Upi dari berita yang saya baca di liputan6.
“Terus saya mau pemain-pemain yang masih fresh biar kesannya lebih natural. Memang kita castingnya lama benar-benar dicari ke beberapa daerah untuk dapat karakter mereka ini,” kata Mbak Upi lagi dalam momen jumpa pers film My Generation di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Selasa (10/10/2017).
Keempat bintang baru tersebut adalah Bryan Langelo, Arya Vasco, Alexandra Kosasie dan Lutesha.
Mereka berperan sebagai Zeke, Konji, Suki dan Orly. Keempatnya adalah sahabat SMU yang punya karakter berbeda-beda serta problematika yang berbeda pula dalam keluarga masing-masing.
4. Ceritanya Bikin Penasaran
Karena tayangnya baru 9 November nanti, tentu saja saya belum bisa menceritakan secara detail tentang film My Generation.
Tapi, di sini saya berikan bocoran sedikit ya kira-kira alurnya seperti apa. Nah, empat sahabat SMU yakni Zeke, Konji, Suki dan Orly mendapati fakta bahwa liburan sekolah mereka tak istimewa.
Mengapa tidak istimewa? Jawabannya pasti ada setelah nonton dunk.
Namun yang pasti, liburan gak istimewa itu juatru membawa mereka pada kejadian-kejadian dan petualangan yang memberi pelajaran sangat berarti dalam kehidupan.
Apa saja kejadian dan petualangan berarti yang mereka alami? Semua akan terjawab pada 9 November nanti.
Nontonnya jangan sendiri ya, ajak ortu dan teman-teman supaya bisa sama-sama belajar memahami fenomena kehidupan kids zaman now! (sri murni)
SELAMAT NONTON dan MAJU TERUS FILM INDONESIA!
Untuk melihat cuplikannya, bisa langsung klik di sini ya….
https://www.instagram.com/p/BaiT4ttD0I-/