KEMANAPUN kaki melangkah, menikmati kuliner daerah tempatan rasanya wajib dilakukan. Jika sudah puas mengisi perut sendiri, saatnya memikirkan oleh-oleh unik apa yang bisa dibawa pulang.
Ngomong-ngomong soal oleh-oleh, di Kepri ada beberapa jajanan khas dan unik yang bisa jadi pilihan. Nama jajanannya pun menggelitik rasa untuk tahu lebih jauh dan mencobanya.
1. Otak-Otak
Ada guyonan di Kepri,”Jika tidak ada otak, maka makanlah otak-otak.”
Otak-otak di Kepri merupakan jajanan tradisional yang lezat rasanya. Terbuat dari adonan campuran tepung udang, sotong, ikan, dan kepiting serta bumbu dapur.
Warnanya kuning kecoklatan. Rasanya agak pedas. Sebelum bisa dinikmati, adonan otak-otak dibungkus pakai daun kelapa kemudian dipanggang di atas arang.
Karena dibungkus pelepah kelapa, maka ukuran otak-otak tidak begitu besar, hanya selebar daun kelapa.
Jajanan ini paling enak dimakan hangat-hangat bersama sambal terasi. Bisa juga dijadikan lauk peneman makan nasi.
Otak-otak khas Kepri memang berbeda dengan otak-otak yang ada di Jakarta atau daerah lain yang biasanya terbuat dari adonan tepung dan ikan yang dibentuk bulat atau lonjong kemudian digoreng. Menyantapnya dengan saus sambal ataupun kuah kacang.
2. Kue Batang Buruk
Kue apakah batang buruk itu? Apakah tampilannya buruk seperti namanya?
Ternyata tidak. Meskipun namanya buruk, tampilan dan rasanya tidaklah buruk. Justru enak, renyah, manis, dan bikin susah berhenti kalau sudah mulai memakannya.
Batang buruk adalah cemilan tradisional khas Kepri yang bentuknya kering, renyah, dan ada taburan tepung gulanya. Kue ini sangat popular sebagai cemilan di Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
Bahan dasar adonan kue ini adalah tepung gandum yang campuran tepung beras dan kelapa. Adonan kemudian dibentuk pipih sepanjang 3-4 cm, kemudian digulung dan digoreng. Setelah matang dan dingin, kue dicampurkan dengan tepung kacang hijau, gula halus dan susu bubuk. Rongga pada kue tersebut akan dipenuhi dengan bubuk tepung/
Saat disajikan, di atas kue bisa ditaburi kembali dengan gula tepung dicampur tepung kacang hijau dan susu. Jika tidak hati-hati saat memakannya, maka taburan tepung baik yang ada di atas kue maupun di dalam kue akan berhamburan.
Kue ini memiliki sejarah yang menarik dan penuh filosopi. Dikutip dari web resmi Kemdikbud, kue ini sudah ada sejak 400 tahun lalu. Kue bermula dari kisah cinta Wan Sinari, putri sulung Baginda Raja Tua yang memerintah di Kerajaan Bintan sekitar 450 tahun silam.
Alkisah, putri raja jatuh cinta kepada seorang pemuda pemberani nan tampan Raja Andak yang bergelar Panglima Muda Bintan.
Sayangnya, cinta sang putri tak berbalas. Raja Andak justru terpikat adik kandung sang putri, Wan Inta. Untuk mengalihkan kegundahan hatinya, Wan Sinari menyibukkan diri di dapur bersama dayang-dayang istana.
Dari kreativitasnya, Wan Sinari berhasil membuat kudapan unik yang jika dimakan akan hancur berderai.
Singkat cerita, sang putri meminta ayahnya untuk mengundang para pejabat istana termasuk Raja Andak guna mencicipi kue tersebut. Saat mencoba kuenya, bayak tamu raja yang malu karena kue tersebut berderai dari mulut mereka dan mengotori busana mereka. Namun tidak dengan Raja Andak. Sang Panglima berhasil makan kue tanpa membuatnya berderai.
Kue tersebut memiliki filosofi kesopanan dalam berperilaku. Apabila terburu-buru dan ceroboh ketika makan atau mencicipi penganan, maka mencerminkan betapa buruknya tingkah laku seseorang.
3. Badak Berendam
Ada badak yang sedang berendam kemudian dimakan manusia? Ehmmmm begitulah kue badak berendam. Bentuknya bulat-bulat warna hijau. Isinya inti kelapa. Kue direndam di dalam kuah santan.
Rasanya manis, sedikit asin, dan gurih. Jika digigit, teksturnya kenyal. Tidak ada catatan sejarah mengapa kue ini disebut badak berendam.
Mungkin dilihat dari bentuknya yang bulat-bulat montok yang direndam dalam kuah santan berwarna putih, seperti punggung badak yang sedang berendam di kubangan.
Kue ini juga sangat popular di masyarakta Melayu negeri tetangga, Malaysia.
Bahan dasar kue ini adalah dari adonan tepung ketan, tepung sagu, air kapur sirih, santan kelapa, dan daun pandan.
3. Luti Gendang
Jajanan satu ini berasal juga dari Kabupaten Anambas, khususnya ibukota Tarempa. Mulai popular ke seluruh Kepri bahkan nasional, ketika dijual di RM Tarempa (k) yang ada di Batam.
Luti gendang merupakan roti goreng berisi abon ikan tuna atau tongkol merah dengan rasa yang cukup pedas karena abon tersebut dicampur dengan cabai merah kering dan bumbu lainnya.
Luti gendang merupakan kreasi jajanan masyarakat Tarempa yang banyak mayoritas nelayan dan menghasilkan banyak ikan tuna atau tongkol.
Luti gendang ini, kini sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas Kepri baik yang sudah matang (digoreng) maupun yang masih mentah (frozen food).
Penjual Luti gendang juga sudah banyak baik di Batam, Tanjungpinang, apalagi di daerah asalnya, Tarempa. Bahkan, kini sudah ada yang mengkreasikan isinya. Tidak lagi abon ikan tuna melainkan sudah berisi keju, coklat, strawberi, dan lainnya.
4. Kue Bangkit
Cemilan khas Kepri berikutnya adalah kue bangkit. Jajanan ini merupakan hasil kreasi warga pesisir, khususnya dari Pulau Kundur, Kabupaten Tanjungbalai Karimun.
Kue bangkit khas Kepri ini berbeda dengan kue bangkit yang juga terdapat di sejumlah daerah di Indonesia. Jika kebanyakan kue bangkit itu bentuknya kering, yang satu ini “basah” dan lembut saat dikunyah.
Bahan utama pembuatnya adalah tempung gandung dan gula putih ataupun gula aren. Kemudian dipanggang secara tradisional di atas api dari bakaran sabut kelapa. Warna kue ini, umumnya krim jika campurannya gula putih, dan merah jika campurannya gula aren. Di atasnya ditaburi biji wijen.
Bentuknya juga bervariasi, ada yang bulat kecil berdiameter kurang lebih 5 cm, ada pula yang bulat sedang berdiameter dua kali lipatnya. Dan, terdapat pula ukuran jumbo dengan diameter 20 cm.
5. Tepung Gomak
Pernah lihat makanan dibedaki? Jika belum, wajib mencoba yang namanya tepung gomak. Gomak sendiri dalam bahasa Melayu berarti tepung.
Sesuai dengan namanya, makanan ini terbuat dari adonan tepung pulut atau ketan putih yang di dalamnya berisi serundeng kelapa manis.
Di bagian luarnya dilumuri atau dibedaki dengan tepung kacang hijau. Rasanya manis dan teksturnya kenyal.
Tepung gomak telah menjadi makanan tradisional yang popular di Kepri. Biasanya kudapan ini sedap disantap sebagai peneman kopi atau teh saat santai sore hari.
Tepung gomak juga selalu dihidangkan pada acara kendurian atau selamatan sebagai makanan kecil.
6. Deram-Deram
Bentuknya seperti donat kering tapi lebih pipih dan kering. Di tengahnya terdapat beberapa lubang. Warnanya coklat. Rasanya manis gurih.
Ya kue dera,-deram. Jajanan tradisional yang popular di Kepri sejak zaman Kerajaan Riau-Lingga. Cemilan ini berasal dari Pulau Penyengat, Tanjungpinang.
Konon, makanan ini merupakan sajian para bangsawan kerajaan. Tapi kini menjadi cemilan dan oleh-oleh dari Kepri.
Bahan utama kue ini adalah tepung beras dan gula merah Warna coklat pada kue ini berasal dari gula merah yang digunakan.
7. Bilis Gulung
Sebagai salah satu penghasil komoditas laut di Indonesia, Kepri memang kaya akan ikan. Salah satunya adalah bilis atau teri.
Oleh masyarakat pesisir, bilis dikreasikan menjadi kue bilis gulung atau angko bilis atau bilis berselimut. Sesuai dengan namanya, bilis dibungkus dengan tepung dan digoreng.
Bentuknya kecil-kecil panjang. Rasanya agak asin dan gurih. Jika digigit krenyes dan cruncy. Jika dilihat sekilas, bentuknya seperti kue bawang yang dicetak menggunakan garpu yang berisi bilis.
Bahan utama bilis gulung adalah tepung terigu, tepung gandum, telur, dan bumbu lainnya.
Bilis gulung bisa menjadi cemilan teman menonton TV, mengobrol atau pengganti kerupuk saat makan nasi.
Jika ingin jalan-jalan di Kepri tanpa ribet, bisa langsung menghubungi Galang Bahari Indonesia selaku penyelenggara wisata di Kepri. Langsung ke nomor: