MOMS and dads, tidak terasa ya sudah berada di penghujung tahun 2020 dan tidak terasa pula kita melalui masa pandemi Covid-19 ini sudah hampir setahun. Kerja dari rumah, belajar dari rumah, belanja dari rumah, dan banyak aktivitas yang dikerjakan dengan tagline #dirumahaja.
Bosan? PASTI! Apalagi anak-anak yang saban hari harus belajar dari rumah. Rutinitas pagi mereka, duo crucils saya khususnya, adalah bangun pagi, mandi, sholat subuh, sarapan, berseragam sekolah, dan masuk kamar masing-masing untuk mengikuti kelas online secara langsung dari guru-guru mereka melalui beberapa aplikasi live meeting.
Setelah itu, mereka harus mengerjakan tugas-tugas tambahan di google class room maupun di buku sekolah yang sudah dibagikan sejak awal tahun ajaran lalu.
Nah, saat mengerjakan tugas ini, tidak semua materi bisa diterima seluruhnya oleh anak-anak saya. Bisa jadi karena mereka tidak fokus saat guru menerangkan secara online, bisa juga karena mereka sudah lupa apa yang diterangkan sang guru. Sehingga kadang mereka kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan.
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang biasanya mereka lakukan:
1. Membaca buku dan bertanya ke orangtua
Langkah pertama yang pasti dilakukan duo crucils adalah membaca kembali buku pelajaran yang diberikan. Jika tidak ditemukan jawabannya, mereka pasti bertanya ke mama dan papanya. Dan, tempat bertanya paling utama adalah saya karena saya sepanjang waktu bersama mereka, sementara sang papa bekerja di luar rumah.
Sebagai orangtua, tidak semua pelajaran sekolah anak, khususnya soal-soal latihan yang diberikan dapat dijawab oleh saya. Apalagi jarak antara saya dan anak itu terpaut 30 tahun. Dengan gap yang begitu jauh, tentu saja kurikulum di masa saya SD dengan masa mereka saat ini jauh berbeda.
Kadang saya juga kesulitan untuk memberikan penjelasan tentang soal-soal yang ditanyakan anak-anak di rumah.
2. Bertanya kembali ke guru sekolah
Jika, langkah pertama sudah mentok, biasanya saya meminta anak-anak untuk bertanya langsung ke guru mereka melalui pesan whatsapp ataupun telepon.
Namun, mengingat sang guru juga memiliki begitu banyak murid dan beban mengajar yang tidak sedikit, terkadang tidak mendapat respon yang diharapkan.
3. Mencari sumber via dunia maya
Jika langkah pertama dan kedua tidak berhasil, langkah terakhir adalah mencari jawaban di dunia maya. Akses dunia maya ini memang saya jadikan pilihan terakhir untuk mencari jawaban soal-soal latihan sekolah anak-anak.
Alasannya, saya ingin membiasakan mereka untuk lebih mengutamakan komunikasi dan bertanya kepada orang sekitar dan gurunya agar communication skill mereka tetap terbangun dan terjaga. Saya tidak ingin mereka lebih mengutamakan dunia maya ketimbang dunia nyata.
Untuk mencari jawaban atas soal-soal pelajaran sekolah di dunia maya, pilihannya sangatlah banyak. Langkah paling mudah adalah googling. Selain itu, kini juga tersedia ragam media pembelajaran online yang bisa diakses dengan mudah.
Salah satunya adalah Kelas Pintar. Media belajar ini bisa diakses baik via aplikasi maupun websitenya. Kelas Pintar menyediakan materi-materi belajar dari mulai SD, SMP, sampai SMA atau sederajat.
Semua mata pelajaran tersedia di sana. Anak-anak dan orangtua bisa mengakses dengan mudah materi yang diinginkan. Setiap materi dipaparkan secara detail oleh guru-guru Kelas Pintar melalui video.
Ada tiga metode yang diterapkan Kelas Pintar yakni LPT (learn, practice, dan test):
a. Learn
Lear yang berarti belajar. Metode pertama ini adalah memberikan materi pembelajaran secara menyeluruh dan mendalam melalui video paparan oleh guru, video animasi, multimedia interaktif, dan e-book.
b. Practice
Menguatkan proses pembelajaran pada metode pertama, di Kelas Pintar diterapkan metode kedua yakni practice melalui latihan soal-soal yang mengadopsi konsep HOTS (High Order Thinking Skills) dan VBQ (Value Based Questions).
HOTS merupakan konsep pengasahan peserta didik yang tidak hanya di level mengingat (remembering), memahami (understanding), dan mengaplikasikan (applying). Tetapi lebih jauh lagi yakni menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Sementara Value Based Questions adalah pendidikan berbasis nilai yang intinya setiap proses pembelajaran tidak hanya bermuatan materi tentang ilmu pengetahuannya tetapi juga menyertakan nilai-nilai kebaikan yang bisa diterapkan dari ilmu pengetahuan yang dipelajari.
c. Test
Selajimnya proses belajar, melengkapi metode learn dan practice, akan dilakukan evaluasi menyeluruh. Tes yang dilakukan terbagi dalam tiga bentuk yakni tes adaptif, tes pilihan ganda, dan tes periodik.
Untuk memudahkan para penggunanya, Kelas Pintar menyiapkan fitur-fitur utama yang pastinya dibutuhkan, di antaranya:
Fitur Tanya
Jika anak didik kebingungan mencari jawaban atas soal-soal yang sulit, bisa langsung meng-klik fitur TANYA. Di sini, anak didik bisa bertanya apa saja terkait pelajaran kepada guru-guru yang mahir di bidangnya.
Paket Soal
Tersedia ribuan soal semua mata pelajaran di Kelas Pintar yang bisa mengasah kemampuan anak didik. Latihan soal ini tentu saja sangat membantu anak-anak menghadapi ujian ulangan harian, ujian semester maupun ujian akhir.
Tidak itu saja, tersedia pula quiz dan tryout untuk menguji kemampuan kamu sekaligus persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Jadi jika mencari bimbel online terbaik.
Fitur Guru
Fitur guru ini dimaksudkan untuk memberikan pendampingan bagi anak didik oleh guru-guru Kelas Pintar. Jadi anak-anak bisa lebih mudah memahami materi pelajaran sekolah dengan adanya guru yang mendampingi.
Nah, mom and dads bagaimana nih pengalaman mendampingi anak-anak sekolah daring di rumah? Apakah sama seperti saya? Semoga sharing ini bermanfaat ya! (sri murni)