Home / Inspirations / Cara Ampuh Atasi Sakit Gigi Agar tak Ganggu Acara Traveling
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Bus Kayu khas Tanjung Balai Karimun
Bus Kayu khas Tanjung Balai Karimun, Kepri. Photo by menixnews

Cara Ampuh Atasi Sakit Gigi Agar tak Ganggu Acara Traveling

Image result for sakit gigi

CUNG….! Siapa yang pernah cengar-cengir kesakitan gigi saat sedang traveling?

Ehmmmmm saya… saya… saya… Entah sudah berapa banyak cengar-cengir karena gigi senat-senut padahal perjalanan baru saja dimulai.

Penyebab gigi senat-senut ini bukan karena berlubang, tetapi gigi bungsu kanan atas yang malaposisi dan gigi geraham kiri bawa yang agak goyang akibat trauma pascaoperasi gigi bungsu di sebelahnya yang juga malaposisi.

Asal tahu saja ya, kalau gigi sudah kumat, rasa sakitnya itu sampai ke ubun-ubun. Telinga rasanya budek, mulut sulit dibuka sehingga sukar berbicara, dan sakit kepala yang teramat sangat.

Jangankan untuk mengunyah, disenggol lidah yang lembut saja bikin “marah”. Kalau preman bilang,”pokoknya senggol bacok” deh. Gak bisa dengar suara bising apalagi diajak cerita, ehmmm rasanya pengin “lempar” batu aja tu orang.

Kalau mendiang penyanyi Megi Z bilang,”Lebih baik sakit gigi ketimbang sakit hati”, nyatanya itu bohong besar. Hahahaha….. Saya lebih memilih sakit hati dan putus cinta berkali-kali ketimbang sakit gigi. Kalau putus cinta, itu berarti Tuhan masih sayang kepada saya karena masih memberikan kesempatan menikmati cinta-cinta yang baru…ehm..ehm…ehm….

Lantas bagaimana cara mengatasi masalah senat-senun gigi?

Baiklah akan saya paparkan secara detail berdasarkan pengalaman, hasil searching, dan konsultasi dengan dokter gigi.

Untuk masalah pertama, jika sakit gigi bersumber dari gigi bungsu yang tumbuh malaposisi, tidak ada cara lain kecuali dicabut. Jika posisi giginya memang sulit dicabut secara normal, solusinya adalah operasi bedah mulut.

Sebagai informasi, keempat gigi bungsu saya (dua atas dan dua bawah) tumbuh malaposisi. Tiga diantaranya sudah dioperasi. Satu gigi dioperasi di RSCM, Jakarta dan sisanya di RSBK, Batam. Tersisa satu gigi bungsu kiri atas. Sampai saat ini belum dioperasi karena memang belum menimbulkan masalah.

Jika masalah sakit gigi karena gigi berlubang, ya harus ditambal secepatnya. Jangan biarkan gigi berlubang terlalu lama karena akan semakin parah. Saat gigi ditambal memang ada rasa ngilu bahkan kadang nyeri karena proses pembersihan gigi, tetapi itu hanya sebentar. Dan, tidak sebanding dengan senat-senut sakit gigi.

Nah, masalah senat-senut gigi saya saat ini adalah karena gigi graham kiri bawah saya goyang. Gigi ini goyang akibat trauma pascaoperasi gigi bungsu di sebelahnya. Saat operasi pada 2014 lalu di RSBK, entah bagaimana si dokter melakukannya hingga dua jam menggoyang gigi ke sana-sini. Mungkin karena posisi gigi yang begitu sulit dicabut, sehingga membuat gigi sebelahnya akhirnya ikut goyang.

Gigi goyang inilah yang kerap membuat sengsara hidup saya. Apalagi jika kumatnya saat sedang traveling. Mengapa tidak dicabut saja?

Ada keinginan untuk “membinasakan” gigi satu ini. Tapi saya tetap ingin merawatnya semaksimal mungkin sebagai pertahanan gigi di sampingnya juga. Lagipula, menurut dokter gigi langganan saya, gigi itu memang masih layak dipertahankan.

Terakhir ke dokter gigi, Senin (18/2/2019), sang dokter melakukan pelukaan ringan di sekitar gigi tersebut guna menumbuhkan jaringan saraf baru dan sebagai upaya menguatkan posisi gigi tersebut. Ditambah, saya harus mengonsumsi vitamin C yang diresepkannya.

Vitamin Becom-C yang diresepkan dokter. Photo by menixnews.

Namun begitu, sebagai upaya mengatasi masalah senat-senut karena sakit gigi, tentu saja kemana-mana saya harus membawa macam-macam obat penghilang rasa nyeri.

Setidaknya ada enam jenis obat penghilang rasa sakit ditambah dua jenis anti-biotik yang senantiasa stand-by di tas dan di rumah. Manakah yang paling ampuh? Semuanya sangat tergantung tingkat nyeri dan kecocokan obat dengan yang mengonsumsi. Satu hal yang pasti “Obat mahal belum tentu manjur, begitu juga sebaliknya”.

Well, saya akan paparkan obat sakit gigi yang pernah saya konsumsi sebagai sharing pengalaman dan semoga bermanfaat bagi sesama penderita sakit gigi. hehehehe

1.Cataflam Fast 50 mg Bubuk

Cataflam Fast bubuk. Photo by menixnews

Ini adalah obat paling instan dan paling cepat menghilangkan rasa sakit. Saya mengetahui obat ini dari seorang teman yang juga penderita sakit gigi. Biasanya, orang yang sakit gigi akan sangat mudah terpengaruh dan mencoba segala jenis obat yang diberitahukan orang lain agar sakit cepat meredah.

Bentuk obatnya adalah bubuk dan biasa diminum dengan cara diseduh air hangat. Kemudian, sebagian digunakan untuk kumur-kumur dan sebagian lagi diminum.

Rasanya mint manis. Semriwinglah kata orang Jawa. Tapi bagi saya, cara konsumsinya tidak diseduh, melainkan langsung saya taburkan ke bagian gigi yang sakit. Bubuk Cataflam akan mencair dengan sendirinya ketika bercampur dengan air liur dan selanjutnya bisa ditelan. Saat menaburkan ke gigi yang sakit, jangan gunakan semua bubuk yang ada dalam satu kemasan, melainkan sebagian saja.

Pengalaman saya menggunakan obat ini, memang sangat mujarap karena cepat menghilangkan rasa sakit. Namun, rasa sakit redah hanya sebentar saja. Pengalaman saya, tidak sampai satu jam, gigi kembali senat-senut. Ya, apapun itu saya tetap bersyukur karena rasa sakit hilang walau hanya satu jam. Catat ya, ini pengalaman pribadi, tidak untuk digeneralisir. Mungkin saja, bagi orang lain efek obat ini akan berbeda.

Oh iya, harga satu sasetnya, terakhir saya beli dua hari lalu, adalah Rp 10.000.

2. Cataflam 50 mg Tablet

Kalau ada Cataflam bubuk, ada juga yang bentuknya tablet dengan dosis yang sama, 50 gm. Obat ini saya tahu dari rekomendasi dokter gigi di klinik langganan saya.

Bentuknya kecil merah dan sangat mudah ditelan. Khasiatnya? Agak lebih lambat dari yang bubuk karena memerlukan waktu proses di dalam lambung kemudian disalurkan ke bagian gigi yang sakit.

Namun, untuk mengatasi rasa sakit gigi geraham saya yang luar biasa, obat ini tidak memberikan efek penghilang rasa nyeri sama-sekali. Saya mengonsumsinya dua kali. Karena tidak bereaksi apa-apa, saya pun berpindah ke obat yang lain.

Untuk harga satu tablet kisaran Rp7.000.

3. Ketesse 25 mg

Ketesse 25 mg. Photo by menixnews.

Ini juga termasuk obat mujarap karena mampu menghilangkan rasa sakit dengan cepat. Obat ini paling saya percaya untuk saya bawa kemana-mana karena bisa meredahkan rasa nyeri tingkat “dewa” dalam sekejab.

Saya tahu obat ini dari seorang sabahat yang sering menderita sakit gigi juga. Saat kali pertama mengonsumsi Katesse ini, sekali mengonsumsi rasa sakit bisa meredah hingga 24 jam.

Namun, saat serangan sakit gigi yang terakhir Sabtu (16/2/2019) lalu, obat ini hanya bisa meredakan sakit gigi saya sekitar tiga jam. Mungkin karena kondisi saya sudah agak parah, makanya obat tidak bisa bekerja dengan maksimal.

Untuk harga, satu butirnya Rp10.000.

4. Mefenamic Acid 500 mg dan Anti-biotik Clindamycin 150 mg

Photo by menixnews.

Kalau obat ini adalah resep dari dokter gigi di klinik langganan. Semuanya adalah obat generik yang gratis saya dapatkan karena pakai kartu BPJS.

Bagaimana khasiatnya? Awalnya saya sempat menganggap remeh obat ini. Ya maklum saja, sakit gigi yang terakhir ini sungguh luar biasa. Dan, sebelum mendapatkan obat generik ini saya sudah mengonsumsi obat-obat paten dengan harga yang lumayan seperti yang saya paparkan tiga jenis obat sebelumnya.

“Obat paten yang saya konsumsi saja tidak ada khasiat berarti, apalagi obat generik ini,”pikir saya ketika itu.

Saat pertama menerima obat generik tersebut, saya pun tidak langsung mengonsumsinya. Saya letakkan saja di meja seharian karena saya tetap memilih mengonsumsi obat paten yang sebelumnya saya anggap manjur.

Namun, karena obat paten tidak juga memberikan hasil yang berarti, dan sakit gigi saya semakin menggila tanpa ampun, akhirnya saya membuka obat generik itu dan saya konsumsi secara teratur.

Pereda sakit Mefenamic Acid 500 mg saya minum tiga kali sehari dan anti-biotik Clindamycin 150 mg dua kali sehari. Alhamdulillah, secara perlahan senut-senut gigi mulai mereda. Dua hari saya konsumsi obat tersebut, dan di hari ketiga, rasa sakit benar-benar mereda sehingga saya bisa makan bubur. Padahal sebelumnya, untuk menelan saja rasanya sangat sakit. Di malam ketiga setelah mengonsumsi obat tersebut, saya sudah bisa mengunyah makanan non-bubur. Alhamdulillah!

Saya juga merasa bersalah karena sempat menyepelekan obat generik resep dari dokter. Hehehehe

Soal harga, maaf saya tidak tanya ke apotekernya karena gratis ditanggung BPJS. Tapi biasanya obat generik begini tidak sampai Rp10.000 satu pak (10 butir).

5. Mefinal 500 mg dan Amoxicillin

Mefinal dan Amoxicillin. Photo by menixnews.

Ini merupakan perpaduan obat penghilang rasa nyeri paten dengan merek dagang Mefinal 500 mg dan anti-biotik Amoxilcillin generik.

Obat ini saya dapatkan dari seorang dokter gigi sebelum gigi bungsu kanan atas saya dioperasi. Dahulu, obat ini manjur mengatasi senut-senut gigi yang dikarenakan peradangan gigi bungsu tersebut. Namun, obat ini tidak mampun meredakan rasa sakit gigi yang baru-baru ini mendera saya.

Menurut si dokter sih, tubuh saya sudah resisten terhadap mefinal dan anti-biotik amoxicillin. Makanya diberikan resep yang lain, seperti yang saya paparkan di poin ke-4.

5. Paracetamol

Obat generik yang satu ini sangat umum karena banyak digunakan untuk meredakan rasa sakit baik gigi, kepala, maupun nyeri lainnya.

Obat ini memang selalu saya bawa kemana-mana sebagai pereda nyeri tingkat rendah. Paracetamol ini juga banyak menolong teman-teman seperjalanan jika mereka didera rasa nyeri gigi dan kepala. Karena selalu ada di tas, jadi gampang memberi kepada yang membutuhkan.

Soal khasiat, masih tergolong ampuh mengatasi rasa sakit yang tingkatannya masih rendah. Tapi jika sakitnya sudah seperti yang saya dera akhir-akhir ini, obat ini sama sekali tidak memberikan efek sedikit pun.

Nah, my blog readers segitu dulu ya sharing untuk saat ini. Yang ingin mengetahui secara kajian ilmiah dan medis terhadap obat-obat yang pernah saya konsumsi, silahkan googling saja ya. Sebab, terlalu panjang jika saya paparkan satu per satu. SEMOGA BERMANFAAT! (sri murni)

4 comments

  1. Rupanya obat sakit gigi banyàk sekali ya hahaha….. Aku cuma pakainya mefinal sama obat anti biotik yang paten kalau sakit gigi nah parah or habis dicabut. Langsung mengeringkan hihi

  2. Saya minum mefinal ma cataflam gk ad efeknya teh.mlh nyut”n muluk uda 1 minggu

    • Berarti perlu dibarengi dengan antibiotiknya kali ya Kak…

      • Bukannya konsumsi obat2an pereda nyeri nggak boleh terlalu sering dan jangka panjang ya kak? Aku lagi sakit gigi juga, konsumsi cataflam sedikit takut tapi terpaksa karena ga nahan sakitnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.