BUDAYA minum kopi alias ngopi kian popular di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, tempat-tempat ngopi kian berjamur mulai dari yang rumahan, pinggir jalan, mal, hotel sampai tempat-tempat yang super mahal.
Soal kopi ini, saya punya cerita tersendiri dari seorang teman SMK (Pariwisata Sandhy Putra, Medan) yang kini mulai menggeluti bisnis produksi kopi secara rumahan atau home industry.
Nama teman saya itu adalah Firdaus, asli Nangroh Aceh Darussalam (NAD). Dia memproduksi beberapa jenis kopi, satu di antaranya specialty coffee diberi nama Indi Gayo Coffee.
Saya pun merasa terhormat diberi kepercayaan untuk mencoba kopi spesial Indi Gayo Coffee.
Pas sekali, Sabtu (30/9/2017) lalu, saya dan suami sedang ingin santai di rumah sambil menikmati secangkir kopi.
Agar kopi premium yang diberikan Firdaus, bisa dinikmati seenak mungkin ala kafe di rumah, saya pun memintanya mengajari cara menyeduh kopi tersebut ala rumahan.
Diapun memberikan resep sederhana yakni :
- Siapkan 150 ml air mendidih
- Masukkan 2 sdm Indi Gayo Coffee di dalam cangkir
- Seduh kopi tersebut dengan sedikit air panas (30-40 ml), kira-kira menutupi bubuk kopinya. Diamkan sekitar 20 detik. Tujuannya adalah agar aroma kopi tersebut menyeruak. Wanginya memang menggugah, hampir sama seperti dengan aroma kopi di kafe-kafe ternama.
- Kemudian, masukkan sisa air panas yang ada.
- Saring (bisa menggunakan saringan teh) dan sajikan kopi di dalam cangkir dengan menambahkan gula sesuai selera.
- Kopi espresso ala kafe pun sudah siap dinikmati.
Meskipun penyeduhannya sederhana, ternyata mampu mengeluarkan aroma dan rasa kopi espresso yang tidak kalah dengan ala kafe.
Sebenarnya, bagi pecinta kopi, di rumah bisa menyediakan beragam alat penyeduh kopi manual yang mampu menghasilkan seduhan kopi yang enak.
Beberapa alat seduh tersebut adalah
Kopi yang beraroma dan berasa enak itu, tentu saja bukan ditentukan oleh alat penyeduhnya ya, tetapi dari kualitas kopi itu sendiri.
Nah, Indi Gayo Coffee yang diproduksi teman saya ini, memang memiliki kualitas speciality dan dibuat dari biji kopi pilihan jenis Arabika murni tanpa campuran.
Karakteristik Arabika
Kopi Arabika Indi Gayo ini punya karakteristik sebagai Arabica Specialty Full-washed sehingga rendah kafein dengan rasa yang agak asam namun segar.
Kopi Arabika ini memang berbeda dengan Robusta yang tinggi kafein namun less acidity atau rendah asam.
Untuk menghasilkan kopi kualitas specialty, semuanya dikerjakan secara manual. Hasil produksinya juga tidak begitu banyak.
Firdaus bercerita, biji kopi Arabika ditanam sendiri oleh keluarganya di Gayo, Aceh. Ladang kopi yang dimiliki keluarganya tidak begitu luas, namun cukup untuk memproduksi kopi berkualitas.
1. Biji kopi dipetik dan dipilih hanya yang berwarna merah atau red cherry. Biji kopi yang tua dan bagus ini sebagai langkah awal dalam produksi kopi berkualitas.
2. Biji kopi kemudian dirimbang di dalam air sebagai langkah pertama seleksi atau pemilihan biji kopi berkualitas. Biji kopi yang kualitasnya tidak bagus, dengan sendirinya akan mengapung ke atas air, sementara yang berkualitas akan tetap berada di bawah.
3. Selanjutnya, biji kopi berkualitas dikupas kulit merahnya menggunakan mesin pengupas.
4. Setelah pulping process, biji kopi pun harus direndam atau permentasi selama 24-30 jam. Tujuannya agar elemen surkosa (zat gula) yang terkandung di dalam muchilage yang ada di balik kulit luar kopi, masuk ke dalam biji kopi. Rasa manis pada surkosa ini akan memperkaya rasa kopi saat disajikan dan menambah aroma harum kopi.
5. Keesokan harinya, biji yang sudah dipermentasi dicuci bersih untuk menghilangkan sisa lendirnya.
6. Proses selanjutnya adalah penjemuran biji kopi di atas para-para dan di bawah terik matahari.
Untuk penjemuran ini ada dua macam proses yang berbeda yakni full-washed (dry hulled/kopi gading) dan semi-washed (wethulled/kopi labu).
Khusus full-washed, seperti Indy Gayo Coffee, akan menghasilkan karakter aroma kopi yang kuat dengan rasa yang mild.
Dalam proses full washed, proses penjemuran sampai kadar air biji di dalamnya berkurang sampai tinggal sekitar 14 persen.
7. Saat proses penjemuran ini, biji kopi masih berwarna hijau dan dilindungi oleh kulit tanduk (parchment) yang bewerna krim. Setelah biji cukup kering (kadar air 14 persen), kemudian dikupas untuk menilangkan kulit tanduknya. Kemudian dijemur kembali. Sampai proses ini, biji kopi disebut green beans.
8. Selanjutnya, biji kopi di-roasting atau dipanggang menggunakan mesin roasting. Roasting adalah proses yang sangat pengting untuk menentukan aroma dan rasa kopi. Proses inilah yang mengubah warna biji kopi menjadi krim, coklat, coklat tua, maupun hitam.
Untuk Indi Gayo Coffee sendiri diproses dengan roasting level medium agar kopi yang dihasilkan tetap berasa lebih nikmat.
9. Setelah roasting, kemudian biji kopi digiling dan dikemas secara sempurna sehingga aroma dan rasanya tetap berkualitas sampai di tangan konsumen.
Penasaran dan ingin mencoba kopi buatan teman baik saya ini? Bisa langsung menghubunginya di nomor +62 822-8367-8799. Sudah ada beberapa kafe yang menggunakan kopi produksinya. Firdaus juga menyediakan jenis kopi lainnya baik yang sudah berbentuk bubuk maupun masih biji. (sri murni)
HAPPY DRINKING COFFEE
KELUARGA INDONESIA!
Kesukaan Aji banget nih kopi gayo.. sampe beli alat seduh kopi vietnam pas di vietnam kemarin. Katanya rasanya emang jadi beda, lebih keluar dan mantapp.. tapi agak ribet dan nunggu hasilnya lumayan lama..
Iya ya Ce, Koko suka ya…. boleh ni main ke rumah ngopi bareng…
Orang Finlandia juga penyuka kopi. Bulan kemarin saya juga minum kopi Gayo dari Sumatera yang dijual di Finlandia.
Wah Mbak Esther penyuka kopi gayo juga…. Mbak Esther tinggal di Finlandia ya? Endes ya Mbak? Mbak bagilah ceritanya soal kopi-kopi Indonesia yang dijual di sana dan bagaimana kedudukannya…
tetiba pengen ke takenong kalau lihat ini
Cakep ya tekengon?
Indah banget mbak
Kopi Gayo emang terkenal ya. Waktu ke Banda Aceh juga banyakan kopi dari Gayo
Iya ya terkenal bang… kemarin teman Finlandia juga ngomongnya gitu, kopi gayo terkenal di sana…