PARIWISATA Bintan, khususnya Lagoi, memang tidak diragukan lagi kesohorannya. Tidak hanya bagi warga Kepri, tapi juga bagi warga luar. Selain tempat wisatanya yang makin terkenal, soal biaya wisatanya juga terkenal cukup menguras kantong, terutama bagi yang ingin menginap di daerah Lagoi.
Bagaimana tidak, harga kamar hotel di kawasan Lagoi rata-rata memang di atas satu juta rupiah. Tidak heran jika selama ini kebanyakan wisatawan lokal, khususnya dari Batam, yang jalan-jalan ke Bintan terpaksa pergi pagi dan pulang sore demi mengirit biaya inap.
Nah, melihat kondisi ini, memang diperlukan alternatif penginapan lain yang lebih terjangkau, sehingga waktu kunjung wisatawan bisa lebih lama di Bintan.
Beruntung, kini sudah ada pelaku usaha pariwisata yang bernama Pak I Wayan Santika dan sang istri, Ibu Erna, bekerjasama dengan Bumdes Ekang membuka destinasi wisata baru di Desa Wisata Ekang, yang letaknya tidak jauh dari Lagoi. Naik mobil hanya sekitar 15 menit.
Nama destinasi tersebut adalah D’Bamboo Kamp yang menyediakan beragam fasilitas wisata, terutama kamar tenda untuk glamour camp (glamping atau glamcam) yang sedang hits sekarang dan tenda kerucut dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 150.000 per tenda per malam.
Diberinama D’Bamboo Kamp karena di lokasi yang memiliki luas sekitar 14 hektare ini akan dijadikan tempat wisata dengan nuansa pohon bambu. Saat ini ribuan batang pohon bambu sudah ditanam dan sedang tumbuh.
Bagaimana detail D’Bamboo Kamp dan Desa Wisata Ekang ini? Baca hingga selesai ya pengalaman keluarga saya dan keluarga Teh Lina Sasmita saat berwisata ke sini pada Sabtu-Minggu, 20-21 Oktober 2018 lalu.
MATAHARI memang terasa sangat terik ketika kami keluar dari mobil yang kami parkir di depan gerbang bertuliskan “Desa Wisata Ekang by Bumdes Ekang”. Ada beberapa mobil lainnya yang sudah terparkir di sana.
Sekilas, memang tidak tampak aktivitas wisata di sini. Kami pun langsung melangkahkan kaki menyusuri jalan setapak dari pintu gerbang tersebut. Jalan itu dilapisi paving block. Jalur masuk dan keluar dibuat terpisah namun bersebelahan, dengan kontur agak naik-turun.
Kedua jalur dipisahkan oleh taman median berupa tanaman warna-warni. Sementara kanan dan kiri jalan setapak itu masih tampak alami berupa semak belukar dan pohon-pohon yang tidak begitu tinggi.
Setelah berjalan sekitar 50 meter, di sisi kiri terdapat pos untuk pembelian tiket masuk. Untuk tiket masuk ini, harganya berbeda antara hari libur dengan hari biasa.
Weekday: dewasa Rp 20.000, anak-anak Rp 10.000
Weekend: dewasa Rp 25.000, anak-anak Rp 15.000
Untuk sewa tenda kamping Rp 150.000 per tenda kapasitas dua dewasa dan dua anak-anak. Sementara untuk tenda kamar Rp 600.000 pada hari biasa dan Rp 800.000 pada akhir pekan.
Karena kami sudah booking sebelumnya, kami pun langsung diarahkan ke dalam menuju bangunan kafe yang sekaligus berfungsi sebagai tempat check in.
Saat menuju kafe tersebut, keindahan D’Bamboo Kamp mulai terasa. Kami disambut dengan pemandangan kolam pancing di sisi kiri dan kolam permainan di sisi kanan.
Keduanya dikelilingi dengan taman yang warna-warni dan tertata rapi. Kontur tanahnya berbukit-bukit rendah dan jalan setapaknya pun tidak hanya datar, melainkan naik dan turun.
Di kolam pancing, selain indah karena taman warna-warni yang asri, berjajar pula saung-saung kerucut dari kayu dan beratapkan daun rumbia. Saung-saung tersebut dibangun mengitari kolam pancing sebagai tempat berteduh sekaligus bersantai bagi para pemancing.
Sementara di kolam permainan, tampak sebuah yatch mini dan bebek-bebekan. Di depannya, terbentang taman berumput hijau yang di atasnya terdapat beberapa ayunan untuk bersantai.
Di sebelah kolam pancing dan kolam bermain inilah, bangunan kafe berdiri. Di sana tersusun meja dan kursi bagi para tamu, layaknya sebuah lobi. Kami pun langsung melapor ke resepsionis.
Sambil menunggu proses check in, para crucils begitu senang karena di areal ini juga terdapat kuda dan andongnya. Meskipun the youngest tampak sedikit takut, tetapi dia tetap mendekat untuk melihat lebih detail si kuda. Sayangnya, dia takut untuk memegang dan berinteraksi secara langsung, padahal melihat kuda adalah momen yang cukup langka bagi anak Batam.
Sebagai pelepas dahaga, kami disuguhi welcome drink berupa sirup melon bercampur biji selasih. Ah… segar sekali rasanya.
Tidak jauh dari kafe ini, terdapat kolam renang dan taman kelinci juga. Melihat kolam renang di depan mata, para crucils seperti mendapatkan “surga” mereka dan tidak sabar untuk menceburkan diri.
Glamour Camp
Setelah proses check in selesai, kami pun diantar seorang karyawan D’Bamboo Kamp ke kamar yang berada agak jauh dari lobi. Kamar tersebut berada di sisi kiri jalan setapak yang sekaligus sebagai jogging track.
Berada di sini, memang serasa berada di tengah-tengah ladang. Namun ladang ini tidak dipenuhi tanaman pangan melainkan aneka tanaman warna-warni. Di sini, sudah berdiri tujuh tenda untuk glamour camp atau glamcam (glamping) dengan fasilitas interior layaknya hotel berbintang.
Kami menempati kamar kedua dan ketiga dari ujung. Luas tendanya sekitar 20 meter persegi. Di dalam Glamcam, terdapat dua spring bed untuk yang tipe twin dan satu spring bed besar untuk tipe double.
Saya sendiri mendapat twin bed karena memang pas untuk kami berempat bersama duo crucils. Sementara Teh Lina menempati double bed, bersama suami dan putri tunggal mereka, Chila.
Kamar didekorasi dengan apik, perpaduan warna putih, coklat, dan merah. Di dalamnya dilengkapi dengan AC, TV dan tentu saja kamar mandi yang cukup luas dengan gaya minimalis.
Harga glamcam ini, tidak begitu mahal jika dibandingkan dengan fasilitas glamcam lainnya di Bintan yang harga rata-ratanya di atas satu juta rupiah. Di D’Bamboo Kamp hanya Rp600.000 (weekday) dan Rp800.000 (weekend).
Dari bincang-bincang kami dengan Pak I Wayan, ke depannya akan dibangun lagi Glamcam hingga totalnya mencapai 100 unit. Namun, ukurannya akan lebih kecil karena harganya bakal dibandrol lebih terjangkau, kisaran Rp300-400 ribu.
Yuks lihat fasilitas Glampingnya di video ini!
Pagi-pagi Dirantangi
Ada layanan tidak biasa kami dapatkan dari D’Bamboo Kamp. Pagi hari, pada jam sarapan sekitar pukul 08.00 WIB, dan saat membuka pintu Glamcam, kami mendapati satu renteng rantang di meja teras. Rantang itu tidak sendirian melainkan dilengkapi dengan peralatan makan (piring, sendok, gelas) serta satu termos kecil.
Setelah dibuka oleh duo crucils, ternyata rantang tersebut berisi sarapan pagi berupa nasi goreng mixed seafood dan ayam, buah potong semangka dan melon, telur dadar, serta beberapa potong jajanan pasar.
Ehm… pas sekali untuk sarapan pagi ala D’Bamboo Kamp ini. Sudah suasana pagi begitu segar, ditambah sarapan pagi yang khas Indonesia bangets…..
Kami pun menyantapnya di meja taman yang ada di depan Glamcam bersama keluarga Teh Lina… Sungguh momen liburan yang tak terlupakan.
Suara kokokan ayam terdengar merdu dan kami pun bisa melihat ratusan ekor ikan emas berenang bebas di kolam di seberang Glamcam.
Pada malam sebelumnya, kami juga menikmati hidangan makan malam berupa barbeque ikan dan ayam bersama Pak I Wayan dan Ibu Erna.
Tenda Kerucut
Karena dari awal konsepnya adalah tempat wisata semua kalangan, maka tempat menginap yang disediakan di D’Bamboo Kamp memang terjangkau. Tidak hanya Glamping, tetapi juga tersedia tenda kerucut yang harganya hanya Rp150.000 per tenda selama Oktober.
Sementara bulan November, tarifnya berubah seperti pada flyer berikut ini:
Meskipun kami belum berkesempatan merasakan tidur di tenda kerucut ini, tapi kami menyempatkan diri untuk mengeksplorasinya.
Satu tenda tersebut berkapasitas untuk dua orang dewasa dan dua anak-anak. Tenda ini sangat ideal bagi keluarga yang ingin mengajak anak-anak mereka merasakan pengalaman kamping. Juga sangat cocok bagi anak-anak sekolah dan komunitas yang ingin seru-seruan berkamping ria. Bagi solo traveler dan para backpackers, fasilitas tenda ini merupakan pilihan menguntungkan.
Meskipun harganya jauh lebih murah ketimbang glamping, namun fasilitas yang diberikan sangat memadai. Di dalam tenda sudah tersedia dua matras single, kipas angin, dan colokan listrik. So, walaupun judulnya kamping, namun tidak usah khawatir akan kesulitas listrik.
Menurut Pak I Wayan, tenda-tenda yang disiapkan adalah tenda berkualitas yang tidak bocor, apalagi sampai hanyut karena hujan. Masing-masing tenda dibangun di atas fondasi beton agar tenda aman dari banjir dan juga dilapisi dengan terpal sehingga tamu lebih nyaman.
Di camping ground ini juga tersedia areal terbuka untuk barbaque dan api unggun. Sementara untuk sanitasi, tersedia toilet dan kamar mandi lengkap dengan shower-nya. Untuk beribadah, disiapkan musholah di depan area kamping.
Bagi yang kamping di sini, sudah disiapkan sarapan pagi dua porsi berupa Nasi Macan.
Selain itu, para tamu kamping akan mendapatkan bonus tambahan yang bisa dipilih satu di antara empat pilihan ini dan digunakan sebelum check out yakni:
- Taman kelinci
- Bebek kayuh
- Layang layang
- Mancing
Bagaimana kondisi real camping ground tersebut, tonton videonya di sini ya!
Kolam Renang, Taman Kelinci, Unggas, dan Kuda
Bagi tamu yang membawa anak-anak menginap dan berwisata di D’Bamboo Kamp, tidak akan bingung mencari kegiatan untuk para crucils. Sebab, di sini sudah tersedia arena untuk aktivitas anak-anak yakni kolam renang, taman kelinci, dan unggas, serta tempat menunggang kuda.
Untuk kolam renang, ukurannya tidak terlalu besar namun desainnya cantik melingkar dan berwarna biru. Kedalamannya mulai dari 0,5-1,5 meter. Kolam ini gratis untuk semua pengunjung, baik yang menginap maupun tidak.
Untuk taman kelinci, ukurannya cukup luas dengan jumlah kelinci sekitar 20 ekor. Asyiknya di taman ini, kelinci dibiarkan bebas berkeliaran. Dan, di dalamnya dilengkapi dengan gundukan tanah sebagai rumah kelinci serta sungat mini sebagai tempat minum mereka. Air di sungai mini itu mengalir dan di bagian bawahnya terdapat kolam ikan dengan jumlah ikan yang cukup banyak.
Anak-anak begitu excited bermain di taman ini. Selain bisa memberi makan para kelinci, juga bisa bermain dengan ikan-ikan di kolam mini tersebut. Apalagi terdapat jembatan-jembatan kecil di atas sungai mininya.
Satu kandang dengan taman kelinci, ada ayam kampung dan ayam kalkun yang juga bisa diajak bermain.
Di sebelah taman kelinci, terdapat kandang burung merpati. Di sebelahnya lagi, terdapat area untuk menunggang kuda.
Di sana, ada tiga ekor kuda yang bisa ditunggangi maupun sebagai andong. Kuda-kuda tersebut adalah milik keluarga Pak I Wayan.
Untuk bisa bermain di dalam taman kelinci, pengunjung dikenai biaya tambahan sebesar Rp10.000 per orang.
Lihat langsung keseruan para crucils bermain di taman kelinci!
Menuju Desa Wisata Ekang dan D’Bamboo Kamp
Untuk mencapai lokasi D’Bamboo Kamp, yang terdapat di Desa Wisata Ekang tidaklah sulit. Dari Pelabuhan roro maupun speed boat di Tanjunguban, naik mobil atau motor menuju ke arah Tanjungpinang melewati lintas barat.
Setelah jembatan pertama, akan ada persimpangan ke arah Lagoi, ikuti terus hingga menemukan pertigaan sebanyak dua kali. Tetap saja ikuti jalur ke arah Lagoi. Nanti akan ditemukan spanduk dan papan kecil sebelah kiri jalan yang menunjukkan Desa Wisata Ekang.
Masuk jalan tanah kurang lebih 1,5 km hingga tiba di parkiran dan gerbang masuk. Saat ini, jalan tersebut memang belum diaspal tetapi sudah pengerasan. Direncanakan, tahun depan jalan sudah akan diaspal oleh pemerintah.
Sekilas tentang Desa Wisata Ekang
Desa Wisata Ekang, Bintan, merupakan salah satu desa percontohan untuk destinasi wisata di Kepri. Desa ini memang sedang berbenah menuju desa wisata dengan konsep wisata berkelas berharga terjangkau untuk semua kalangan.
Secara geografi, posisi Desa Wisata Ekang ini memang strategis karena berdekatan dengan kawasan wisata Lagoi. Luas desa ini sekitar 12.000 hektare. Potensi yang dimiliki tidak hanya pemandangan alam dan hutan mangrove tetapi juga karakter masyarakatnya yang sangat ramah.
Warga di desa ini cukup heterogen dari suku Melayu, Jawa, dan Tionghoa dengan total jiwa sekitar 2.000. Selain itu, masyarakatnya sangat suka bercocok tanam, yang menjadikan desa ini juga punya potensi sebagai agro wisata.
Keberadaan D’Bamboo Kamp ini, menurut Pak I Wayan, hanyalah proyek awal dari rencana besar Desa Wisata Ekang. Bahkan, nantinya selain akan menyediakan wisata mangrove, juga akan dibangun tempat astronomi.
Tarif Masuk
Weekday: dewasa Rp 20.000, anak-anak Rp 10.000
Weekend: dewasa Rp 25.000, anak-anak Rp 15.000
Sewa tenda kamping Rp 150.000 per tenda
Glamping Rp 600.000-Rp 800.000 per unit
Contact Person
+62 812 6633 1231
Atau bisa langsung membuka website www.dbambookamp.com dan Anda bisa chat dengan petugas reservasi. (sri murni)
HAPPY CAMPING KELUARGA INDONESIA!
wuihhh cakep banget nih, Bintan selalu menyajikan tempat wisata baru terus nih. Pasti asik banget nih nge Camp disini, suasana alam dapat dan fasilitasnya juga oke nih. Cocok buat liburan keluarga maupun teman nih
Ember ya…. selalu ada tempat baru untuk didatangi kelau ke Bintan…
Wah sayang banget sudah balik Medan. Ternyata semakin ke sini, semakin keren ya Bintan.
Untuk makanan gimana kak? Itu dirantangi, ada biaya tambahan kah?
Iyessss Bintan makin keren memang… ntar kalau ke Batam, main ke sini Kak….
nyesel kemarin ajuin employee gath di sni nggak diaprove padahal tempatnya asik banget dan murah
Iya sayangnya… tapi jangan khawatir masih bisa diarrange lagi…
wuiih serunya kak ada taman kelinci juga disana… udah mirip canopy treasure bay ya .. anggap aja ini glamor camp mininya 🙂 makin banyak pilihan aja kalo ke lagoi… sarapan nya juga unik ya
Iya taman kelincinya lebih asyik…. pokoknya para crucils gak bosan deh..