TULISAN ini saya tujukan kepada suami-suami yang selalu menganggap remeh pekerjaan istri sebagai ibu rumah tangga (IRT) di rumah, kepada suami-suami yang selalu merasa bekerja di luar rumah lebih tinggi nilainya ketimbang di rumah yang hanya mengurusi anak, kasur, dapur, dan sumur. Juga kepada para suami yang merasa jadi “bos” di dalam rumah tangga, kepada suami-suami yang hanya memberikan perhatian kepada istri ketika sang pasangan hidup sudah dalam kondisi tak berdaya, dan kepada suami-suami yang jarang bahkan tidak pernah menyentuh hati istrinya dengan memberikan perhatian walau hanya sekadar membuatkan secangkir teh sepekan sekali, sebulan sekali, atau di saat-saat istimewa.
#DearParaSuami, apakah Anda merasa senang dan bahagia, ketika pulang kerja disuguhkan teh, kopi, atau bentuk minuman lainnya oleh istrimu? Apalagi jika suguhan itu dilengkapi dengan cemilan kesukaanmu.
Pastinya Anda juga senang ketika hendak pergi kerja menu sarapan sudah tersedia di atas meja. Begitu bangun pagi, Anda hanya perlu mandi dan berpakaian. Pakaian Anda pun sudah tersedia rapi di dalam lemari. Bahkan, pakaian yang hendak Anda kenakan sudah dipilihkan dan diletakkan di atas tempat tidur. Jika Anda ingin, istri Anda pun siap sedia membantu Anda mengenakannya, merapihkan dasi, atau menggulungkan lengan kemeja Anda.
Tidak hanya sarapan pagi yang tersedia. Jika Anda meminta, makan siang pun akan siap sedia dalam rantang atau kotak nasi untuk bekal Anda kerja.
Saya yakin, apa yang dilakukan istri Anda pasti membuat hari-hari Anda bahagia. Anda dilayani bak seorang “raja”. Namun para suami, sesungguhnya apa yang membuat Anda bahagia itu, juga yang dibutuhkan para istri Anda. Sebagai istri, saya yakin kebahagiaan yang mereka inginkan tidaklah muluk-muluk.
Malam nanti, menjelang tidur, cobalah tanya istri Anda, hal apa yang membuatnya bahagian? Saya yakin, banyak istri akan menjawab hal-hal sederhana. Satu di antaranya adalah perhatian yang juga sederhana dari sang suami.
Apa itu perhatian sederhana? Perhatian yang menyentuh sanubari dan tidak harus dengan materi atau kebendaan. Bukan hadiah intan berlian, bukan tas, sepatu, atau baju bermerek mahal, tetapi perhatian yang sama yang selama ini diberikannya kepada Anda.
Sangat sederhana dan saya yakin para suami pasti bisa melakukannya. Saya akan memberikan satu contoh perhatian sederhana itu.
Bikinkan Secangkir Teh
Saya sangat yakin, tak seorang pun suami yang tidak bisa membuat secangkir teh. Anda hanya perlu pergi ke dapur, menjerang air di atas kompor, mengambil gelas, dan meletakkan teh celup di dalamnya serta memberinya gula secukupnya. Atau sekarang ada yang jauh lebih praktis karena ada dispenser dan termos, sehingga Anda tidak perlu menjerang air panas di atas kompor.
Kemudian, suguhkanlah secangkir teh manis itu kepada istri Anda yang mungkin sedang menyapu, mencuci, atau bahkan tertidur karena kelelahan. Bila perlu, ajaklah dia untuk duduk bersama menikmati teh tersebut. Mintalah berhenti sejenak dari pekerjaan rumah tangganya. Lihat bagaimana ekspresi bahagianya istri Anda mendapatkan secangkir teh manis dari suami tercinta.
Kemesraan atau romantisme yang diharapkan seorang istri tidak muluk-muluk, tidak harus pergi ke restoran mahal atau berwisata sampai ke Paris hanya untuk beromantis ria dan membahagiakan sang istri.
Secangkir teh atau kopi yang Anda buat sendiri sudah menunjukan kasih sayang dan kepedulian Anda padanya.
Hal ini sangatlah sederhana, tetapi mengapa banyak suami tak ingin atau tak sempat melakukannya? Bukannya kebahagiaan istri juga kebahagiaan Anda? Atau Anda malu dan ego melakukannya?
#DearParaSuami, dalam berumahtangga buanglah rasa malu apalagi ego karena kebahagiaan bersama adalah hal utama. Jika Anda suka diperlakukan bak seorang “raja” setiap hari, maka sesekali dan hanya sesekali istri Anda juga sangat menginginkan diperlakukan bak seorang “permaisuri” oleh suaminya.
Jangan menunggu sampai istri Anda dalam kondisi tak berdaya baru Anda melakukannya karena dalam ketidakberdayaan itu hanya sedikit yang bisa dinikmatinya. (sri murni)
Tulisan ini terinspirasi dari obrolan di group WA bersama para pegiat Blogger Kepri.
Baca juga: Altruismenya Membuat Rasa Sayang dan Cinta Saya tak Tergoyahkan
Sangat inspiratif
terimakasih mas roy…
Tulisan yang bagus, buat para suami dan calon suami biar bisa belajar, gimana cara membahagiakan istri dengan cara sederhana.
Terimakasih Eka… semoga para suami dan calon suami mengerti cara menyentuh hati istri dengan cara sederhana…
Saya di buatin teh suami pas lgi hamil n sakit
Iya ya Mbak Dian… Kebanyakan istri dibuatkan teh suami saat sedang tak berdaya… hehehe… padahal kalau waktu sehat dibuatkan teh, kan rasanya sangat berbda… apalagi santai menikmatinya bersama…
Kalo saya sama istri mah kompak. Hehe.
Kalau Om Akut and Ante Jike pastinya kompak… sudah kelihatan… asyiklah pasangan begitu…. patut dicontoh….
Saya biasanya malah di buatin kopi loh… soalnya kurang suka teh. hehe
btw keren mbk tulisannya.
Mamaci Mas Sugi…. Duh enaknye kopi…..
dear suami ,,,sudah kah anda memeluk istrimu hari ini sambil berkata… maa..masakin papa jengkol ya… ??? wkwkwkwk … hhmmm banyak sih yang bisa bikin istri senang ya..sayang..lelaki kurang peka..dia taunya dia aja yang capek kerja… tulisan yang menginspirasi kak..semoga para lelaki mau mencobanya
Hahahaha…. jengkol Mbookkkkkk…… Untung cuma bininya yang suka jengkol, suami saye nehi…. Makan jengkol kalau pas arisann aje… di rumah tak pernah masak… Amin Kak Sarah semoga banyak suami yang tidak gengsi menyentuh hati lelaki….
Alhamdulillah, suami saya ga segan bikinin teh jahe, dsb. Kelihatannya simple, tapi semoga bisa jadi ide segar buat para suami yang membaca tulisan mbak Menix, bahwa dengan secangkir teh rasanya seromantis ini bagi para istri di rumah
Alhamdulillah….. Senang deh dengarnya Mbak Annisa…. Semoga banyak suami-suami yang kayak suami kita ya…..
alhamdulillah belum punya istri
Hehehehe….. gitu ya? Semoga nanti kalau punya istri, mau ya gantian bikinkan teh manis untuk yang tercinta….
aih, judulnya aja udah sangar mbak. hihihi…
Hehehe kok sangar ya? hihihihi
semoga masih banyak lelaki yang bisa peka utk melakukan hal sederhana, namun bisa buat senang istrinya..aamiin
AMINNNN…….. semoga kak Sarah…. Amin…..
suami saya sering masak..nyuci baju dan masakan mie rebus klu malam hehehe
Hihihi ayah Fitri mah… MANTAB… TOP BGT!
Saya selalu bikin teh sendiri. Kecuali kalo lagi ngumpul-ngumpul baru saya buatkan teh yang banyak bahkan buat teman-teman cewek 🙂
Hahahaha Bang Uma bisa aja…… Asyik nanti kalau kami datang disuguhi teh yang banyak ya… jangan lupa cemilannya….
bapakku nggak pernah bikinin teh untuk emak tapi skrg semenjak pensiun jadi lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah. lalu emak ngapain? Nonton serial Turki dan India seharian.
Membuat istri bahagia itu nggak harus buatin teh kan?
Hwhwhwhw…. Kena kontaminasi telenovela Turki juga ya mamanya Mas Danan…. Kayak kakak2ku di kampung. Kl ak plg kampung juga terkontaminasi scr TDK langsung, krn TV cuma 1 ya terpaksa mata juga ke sana… Hehehe… Gak harus dgn teh dunk….
Tulisannya menginspirasi mbak 😃😄 kalo aku sih yg selalu bikinin teh buat suami…suami kadaaaaang bikinin indomie hehehe
Terimakasih Mbak Nurul…. yang penting, intinya saling berbagi tugas dan perhatian satu sama lain ya… Asyiklah suaminya tidak merasa enggan mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga… salute…