Home / My travelling / Panduan Traveling Murah Bawa Keluarga ke Lagoi dan Kamping di D’bamboo Desa Wisata Ekang Bintan
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

Panduan Traveling Murah Bawa Keluarga ke Lagoi dan Kamping di D’bamboo Desa Wisata Ekang Bintan

Di atas kapal roro dari Pelabuhan Telaga Punggur, Batam menuju Tanjunguban, Bintan.

WEEKEND pekan pertama Januari 2018, saya dan hubby merealisasikan mimpi duo crucils yang sudah lama ingin kamping dan menikmati api unggun. Kami pun memilih camping ground D’bamboo Kamp di Desa Wisata Ekang, Bintan, yang lokasinya tidak begitu jauh dari Kawasan Wisata Lagoi.

Kali ini kami tidak sendirian, melainkan bersama dua family yakni keluarga Said Huzri dan Mahfud Azhari. Keduanya adalah abang my hubby. Total rombongan kami adalah enam dewasa dan delapan anak-anak.

Ternyata berwisata ke Bintan dan kamping di sana bersama keluarga tercinta tidaklah mahal, asalkan mengetahui caranya. Agar banyak keluarga lain bisa menikmati kegembiraan yang kami rasakan, berikut saya paparkan pengalaman jalan-jalan selama dua hari satu malam. Tulisan ini sekaligus sebagai inspirasi traveling untuk program #JelajahKonektivitasHati.

1. PP Naik Roro

Kami berangkat pada Sabtu (12/1/2019) dengan menumpang kapal Roro ASDP pukul 10.30 WIB, dari Pelabuhan Punggur ke Tanjunguban, Bintan. Dari rumah kami mengendari mobil. Kemudian, mobil kami inapkan di Pelabuhan.

Kami memilih menumpang roro karena lebih murah. Tarifnya adalah hanya Rp20.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak di atas lima tahun. Sedangkan anak-anak di bawah lima tahun masih gratis.

Untuk biaya inap mobil di Pelabuhan Rp 50.000 dan motor Rp 15.000. Lama perjalanan roro sekitar satu jam. Untuk jadwal, sehari bisa tiga sampai empat kali mulai dari pukul 07.30, 10.30, 12.30 dan 14.30. Namun, jadwal ini sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan kondisi.

Salah satu armada kapal Roro Telaga Punggur, Batam ke Tanjunguban, Bintan. Foto by menixnews.

Dibandingkan dengan naik speed, naik roro tentu saja lebih murah. Naik speed tarifnyadua kali lipat lebih yakni 53.000 termasuk seaport tax sekali jalan. Hanya saja, naik speed jauh lebih cepat yakni hanya 20 menit ke Tanjunguban. Jika Anda ingin naik speed dari Punggur, armadanya tersedia setiap 30 menit sekali.

Lengkapnya bisa dibaca di sini: Pelabuhan Telaga Punggur Batam-Bintan-Tanjungpinang

2. Sewa Mobil

Meskipun dengan menggunakan kapal roro, kami bisa membawa mobil menyeberang dari Batam ke Bintan, namun kami memilih sewa mobil di Tanjunguban sebagai transportasi lokal.

Alasannya, pertama, mobil kami berstatus khusus FTZ. Jadi jika ingin dibawa keluar Batam harus mengubah STNK mobil menjadi non-FTZ dan harus membayar PPNBM (Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah).

Kedua, menyewa mobil lebih ekonomis. Perbandingannya, biaya menyeberangkan mobil naik roro pergi-pulang (PP) sekitar Rp550.000 ditambah ongkos orang dan bahan bakar minyak (BBM).

Sementara dengan menyewa mobil per 24 jam biaya rental hanya Rp250.000 – 300.000 plus BBM Rp100.000. Hanya saja, kekurangan rental mobil ini, waktu jalan-jalan memang agak terbatas karena jika rental lebih dari 24 jam maka dikenakan tambahan biaya yang dihitung per jam.

Untuk rental mobil, baiknya pesan terlebih dahulu sehari sebelumnya. Untuk tempat pemesanan, saya rekomendasikan langganan saya, dengan nomor HP/WA : +62 812-7010-0491.

3. Menikmati Indahnya Lagoi Bay Gratis

Meskipun agenda kali ini adalah kamping syantik, tapi kami tetap memaksimalkan waktu dengan mengunjungi tempat wisata lain yakni Lagoi Bay. Mengapa Lagoi Bay? Karena ini memang salah satu icon wisata Bintan dan tidak dipungut biaya masuk alias gratis.

Pantai Lagoi Bay Bintan. Foto by menixnews

Dari pelabuhan Tanjunguban, kami langsung bergerak menuju Lagoi Bay. Bagi yang tidak tahu jalan, jangan khawatir karena jalan menuju Lagoi hanya ada dua yakni via rute lama (Jalan Tanjunguban-Tanjungpinang) dan jalan baru, Lintas Barat. Jarak tempuhnya kurang lebih sama sekitar 45 menit. Bedanya, jalan lama berkelok-kelok dan jalan baru, lurus. Kualitas jalan sama-sama beraspal mulus.

Sebelum meninggalkan Tanjunguban, jangan lupa isi BBM di SPBU yang terdapat di sisi kanan jalan menuju Lagoi dan tidak begitu jauh dari Pelabuhan Uban. Perlu dicatat, biasanya mobil rental dalam kondisi sedikit BBM dan di Uban hanya ada satu SPBU.

Sesampainya di Lagoi Bay, kami langsung menuju pantai. Lagoi Bay ini merupakan komplek kawasan wisata terpadu dengan fasilitas berupa hotel Grand Lagoi, Lagoi Plaza, dan Pantai Lagoi Bay.

Untuk pantainya, tidak usah diragukan keindahannya. Langit biru berpadu dengan biru dan toskanya laut menjadi lukisan semesta yang membuat mata tak jemu memangdangnya.

Pantai Lagoi Bay Bintan. Foto by menixnews

Areal pantai yang panjang, luas, dan landai, sangat menyenangkan para crucils bermain di atasnya. Bagi yang berenang, patut hati-hati karena ombak dan arus laut di sini cukup kuat. Selain itu juga terdapat biota laut, ubur-ubur yang bisa berbahaya.

Pantai Lagoi Bay Bintan. Foto by menixnews

 

Pantai Lagoi Bay Bintan. Foto by menixnews

Di sini juga terdapat tempat wisata Lantern Park yang cantik dan asyik dinikmati saat malam. Lokasinya di antara Pantai dan Lagoi Plaza.

Saat ini, Lantern Park menghadirkan patung-patung lentera baru dengan teman kehidupan nelayan. Asyiknya, ratusan patung warna-warni tersebut dibuat sebagai hiasan di taman Lagoi Bay dan bisa dinikmati secara cuma-cuma.

Sementara pengunjung yang ingin menikmati lentera bertema dunia bawah laut dan hutan, dapat masuk ke Lantern Park utama dengan membayar Rp25.000 per orang (WNI) dan Rp50.000 untuk non-WNI.

Bagaimana suasana di dalam Lantern Park, bisa di baca di sini: Lantern Garden, Wisata Malam Gaya Baru di Lagoi Bintan

Jika sudah puas menikmati keindahan alam dan warna-warni Lantern Park, Anda bisa jalan-jalan ke Lagoi Plazanya. Ini merupakan pusat perbelanjaan, pusat kuliner dengan harga terjangkau, serta tempat beroperasinya Studio 3D Rumah Imaji, dan beberapa permainan anak serta pusat pertunjukan seni budaya lokal.

Bangunan artistik Lagoi Plaza. Foto by menixnews

Ada banyak spot-spot foto yang sangat Instagramable di kawasan Lagoi Bay. Pokoknya, ekslorasi Lagoi Bay sungguh mengasyikkan.

4. Kamping di D’bamboo Kamp 

Puas mengeksplorasi Lagoi Bay dari makan siang sampai sore hari sekitar pukul 16.30, kami bergegas ke D’Bamboo Kamp yang ada di Desa Wisata Ekang untuk check in dan persiapan kamping. Jaraknya tidak terlalu jauh, sekitar 30 menit naik mobil.

Tenda D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

Sesampainya di D’Bamboo Kamp, ternyata para crucils tidak ingin istirahat melainkan langsung bermain dan berenang di kolam. Padahal di Lagoi Bay mereka tampak sudah lelah karena berjam-jam bermain di pantai.

Sembari menjagai crucils yang asyik bermain air, para mama and papa duduk santai dan baring-baring di atas rumput hijau yang ada di sekeliling kolam renang. Beberapa dari kami juga menikmati bersantai di pondok-pondok yang ada di sekitar kolam. Tanpa sadar, saya pun sempat terlelap di atas rerumputan.

Kolam renang D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

 

Kolam renang D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

Menjelang Magrib, para crucils kami paksa untuk berhenti berenang dan bersiap-siap membersihkan diri. Kami pun menuju areal kamping. Di sana, berdiri belasan tenda yang siap digunakan. Kami pun mendapatkan tiga tenda yang lokasinya berdekatan dengan Musholah.

Tendanya berbentuk kerucut, berwarna oranye, dan cukup luas. Di dalamnya sudah tersusun rapi dua matras, lengkap dengan linen, bantal, dan selimutnya. Tidak jauh dari matras, terdapat kipas angin dan satu deret colokan listrik. Ah, senang rasanya mendapatkan fasilitas begini. Apalagi, di kantong tenda di depan pintu masuk, juga terdapat lotion anti-nyamuk. Lengkap sudah persiapan untuk ber-kamping ria.

Selepas Magrib, kami bergegas untuk kembali ke Lagoi Bay guna melihat keindahan Lantern Park di malam hari. Kami sempatkan untuk berfoto-foto sejenak. Dan, tepat pukul 20.00 WIB kami kembali ke D’Bamboo Kamp untuk melanjutkan agenda kamping selanjutnya yakni api unggun, makan malam, dan barbeque.

Setibanya kembali di D’Bamboo Kamp, ternyata para staf sudah siap sedia dengan minyak dan mancis di depan tumpukan kayu yang tersusun rapih berbentuk piramida. Kami pun mengitari tumpukan kayu tersebut dan menyaksikan para staf menyalakan api unggun.

Tidak memerlukan waktu lama, api pun berkobar diiringi tepuk tangan duo crucils.

Api unggun di areal terbuka di depan tenda D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

Karena api sudah membesar dan terasa sangat hangat, kami memutuskan untuk kembali ke tenda guna menyiapkan acara makan malam dan barbeque. Untuk acara yang satu ini, kami sudah membawanya dari Batam, termasuk makanan untuk makan malam (nasi, ayam goreng, ayam sambal, dan sambal orek), sosis, jagung, serta cattle air panas, panggangan berukuran sedang.

Makan malam bersama di depan tenda D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

Makan malam dan barbeque berlansung sangat menyenangkan. Apalagi kami kedatangan keluarga Pak Daeng, seorang teman baik yang berdomisili di Bintan dan menjabat sebagai Sekretaris Desa Ekang. Ternyata mereka datang dengan membawa mi goreng serta kerang besar. Kerang ini tentu saja menambah ragam makanan untuk acara barbeque.

Acara barbeque semakin mudah setelah menggunakan fasilitas panggangan yang disediakan oleh D’Bamboo Kamp dan memanfaatkan bara hasil bakaran api unggun. Dengan begitu, kerang, jagung, dan sosis bisa matang dengan cepat dan disantap bersama-sama.

Untuk urusan kebutuhan air bersih, di depan tenda tersedia kran air dan siap digunakan kapan saja. Sehingga aktivitas kamping memang menyenangkan dengan segala kemudahan. Untuk mandi dan toilet, tersedia deretan kamar mandi yang tidak begitu jauh dari tenda kami.

Barbaque bersama di depan tenda D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

Acara malam itu kami tutup dengan bercanda gurau sambil meminum kopi dan cemilan berupa biskuit yang kami siapkan di dalam tas. Asyiknya lagi, meskipun kami berada di areal outdoor dengan dikelilingi pepohonan, ternyata tidak banyak nyamuk yang mengigit. Saya sendiri tidak merasakan gigitan nyamuk padahal tidak memakai lotion anti-nyamuk.

5. Perfect Breakfast and Fresh View

Setelah beristirahat semalam, bangun tidur dengan sangat fresh. Selama tidur di tenda, tidak ada gangguan apapun. Meskipun di dalam hanya diberi kipas angin, ternyata saat malam terasa sangat dingin. Saking dinginnya, kipas angin kami matikan dan mencari kehangatan di bawah selimut yang sudah tersedia.

Pagi hari, setelah membersihkan diri dan Sholat Subuh, kami menikmati segarnya udara pagi dan indahnya pemandangan alam di sini. Sekitar pukul 08.00 WIB, kami bergegas ke restoran yang ada di areal lobi.

Breakfast time dimulai. Menunya sungguh menggugah selera. Kami disuguhi lontong opor lengkap dengan potongan ayam, sayur, telur sambal, dan kerupuk. NYAMMMMMM… pas sekali sebagai pengawal hari.

Menu sarapan di D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

Tidak itu saja, sebagai pelengkap hidangan, ada potongan buah semangka, pisang, jagung dan ubi rebus, serta teh manis. Menu ini memang sangat serasi dengan suasana D’Bamboo Kamp yang hijau dan jauh dari hiruk-pikuk kota.

Pemandangan kolam pemancingan D’bamboo Kamp Desa Wisata Ekang Bintan. Foto by menixnews

6. Fasilitas Penunjang

Sebagai salah satu destinasi wisata baru, D’Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang membuat para penghuni betah, terutama para crucils. Berada di sini, membuat mereka susah diajak pulang karena banyak aktivitas yang bisa dilakukan, seperti memberi makan kelinci, bermain di taman merpati, kuda, dan mencoba permainan air. Sementara bagi tamu dewasa disediakan kolam pemancingan.

Bermain di Taman Kelinci D’Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang, Bintan. Foto by Teh Lina

 

Kolam permainan D’Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang, Bintan. Foto by menixnews.

 

Ayunan di taman depan kolam permainan D’Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang, Bintan. Foto by menixnews.

 

Areal kolam pancing D’Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang, Bintan. Foto by menixnews.

 

Kuda dan andongnya di areal lobi D’Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang, Bintan. Foto by menixnews.

Untuk tarif kamping di D’Bamboo Kamp tidaklah mahal yakni Rp350.000 per tenda untuk weekend dan Rp250.000 untuk weekday. Selain itu, tersedia pula tenda kamar (glamping) dengan tarif mulai dari Rp600.000.

7. Rangkuman Estimasi Biaya

a. Roro PP                   : 40.000 (dw) dan Rp30.000 (anak-anak)

b. Sewa mobil 24 jam : Rp250.000-300.000 (satu mobil bisa untuk dua keluarga)

c. BBM                         : Rp100.000

d. Sewa tenda             : Rp250.000-350.000 (untuk satu keluarga)

e. Biaya makan            :Rp25.000 per orang (akan lebih irit jika membawa bekal dari rumah)

Berdasarkan pengalaman saya berpergian dengan dua keluarga, satu keluarga (mom, dad, and duo crucils) menghabiskan sekitar Rp600.000.

Bagaimana Moms and Dads, sudah siap memberikan pengalaman kamping bagai para crucils? ENJOY YOUR CAMPING YA! (Sri Murni)

Selengkapnya tentang D’Bamboo Kamp bisa dibaca dengan detail di sini!

Kamping Murah dan Glamor Dekat Lagoi Bintan, D’Bamboo Kamp

 

4 comments

  1. enaknya kalo rame sewa mobil ya di sana:D

  2. aku baru 2x ke wisata ekang ini tapi belum pernah nyoba nginap…baca ini jadi mupeng. tadi udah mampir juga ke link yg ttg glampcamp nya

  3. Saya tertarik buat Kamping di D’bamboo Kamp, artikel ini bisa jadi panduan buat kami mau liburan ntr..

  4. Duh..ngiri la, liat kebersamaan mbak Menix, pasti seru tuh wisata bareng keluarga. Mupeng kemping ke D’bamboo Camp.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.