Ini adalah tulisan lanjutan saya tentang pengalaman hidup di Oslo, ibukota Norwegia. Nah, kali ini saya ingin berbagi cerita tentang tunjangan kesejahteraan anak yang bisa didapat warga di sana dan besarnya pajak yang harus dibayarkan.
Apa yang saya sampaikan di sini adalah berdasarkan hasil obrolan saya dengan teman-teman warga tempatan dan teman-teman WNI yang sudah tinggal di sana untuk waktu yang lumayan lama.
Tunjangan Anak
Di Norwegia, khususnya Oslo, setiap anak mendapat tunjangan yang besarnya tergantung pada usia dan besaran pendapatan orangtua mereka. Semakin bertambah usia si anak, tunjangannya pun semakin kecil.
Begitu juga dengan dengan tingkat ekonomi orangtuanya. Semakin mapan ekonomi orangtua, tentusaja tunjangan yang didapat anak semakin kecil. Tunjangan anak ini diberikan baik kepada warga lokal maupun pendatang yang telah memenuhi syarat.
Pemerintah Norwegia memberikan tunjangan yang cukup lumayan. Untuk satu anak yang berumur 0-3 tahun, setiap bulannya diberikan tunjangan sekitar 2000 krone (mata uang Norwegia) atau sekitar 3 juta rupiah (kurs Rp 1.500/krone).
Sementara untuk anak usia di atas tiga tahun, tunjangan diturunkan menjadi sekitar Rp 2 juta per bulan dengan catatan sekolah si anak gratis alias ditanggung pemerintah.
Besarnya tunjangan juga sangat tergantung dari status dan tingkat pendapatan orang tua. Jika si orangtua masih berstatus pelajar dan bekerja dengan penghasilan yang rendah, maka tunjangan si anak akan semakin besar.
Untuk mengetahui besaran tunjangan anak, setiap warga bisa mengakses informasi tersebut lewat situs khusus yang disediakan pemerintah dengan menggunakan nomor penduduk warga Norwegia (Norwegian ID number).
Norwegian ID number ini diberikan kepada penduduk lokal dan pendatang yang tinggal di Norwegia lebih dari tiga bulan. Lewat situs pemerintah tersebut, semua informasi termasuk penghitungan pajak dan tunjangan bisa dilihat per individu.
Pajak Penghasilan Sampai 45 Persen
Tingkat kesejahteraan yang diberikan pemerintah Norwegia ini sebanding dengan tingginya pajak penghasilan dari warganya. Besaran pajak penghasilan bisa mencapai 45 persen dari gaji. Besarnya pajak tersebut sangat tergantung dari jenis pekerjaan.
Dibandingkan dengan Indonesia, pajak penghasilan di Norwegia memang sangat tinggi. Namun dibandingkan dengan Denmark, pajak penghasilan di Norwegia belum seberapa karena di Denmark pajak tersebut bisa mencapai 65 persen.
“Kami orang Denmark tidak keberatan untuk membayar pajak sampai 65 persen karena uangnya untuk pendidikan yang gratis, fasilitas umum yang baik, dan kesehatan yang juga gratis,”kata Yorgan, warga negara Denmark yang bekerja sebagai manager apartemen dimana saya pernah tinggal.
Dimanfaatkan Jadi Pendapatan Keluarga
Terkait tunjangan kesejahteraan, tidak sedikit yang memanfaatkan dengan cara tidak bijak, terutama pendatang. Saya katakana tidak bijak karena banyak pendatang yang memanfaatkan tunjangan anak sebagai pendapatan keluarga.
Mereka sengaja memiliki lebih dari satu atau dua anak agar mendapatkan lebih banyak tunjangan sementara orang tua kurang giat dalam bekerja. Sementara orang Norwegia sendiri, bisa dikatakan memiliki program satu atau dua anak cukup.
Seorang teman yang berasal dari keluarga pendatang menceritakan, selain tunjangan anak, tunjangan lain yang banyak dimanfaatkan adalah tunjangan wanita yang berstatus janda.
Sebagian warga wanita pendatang mengaku telah berpisah dari suami untuk mendapatkan status janda. Bahkan mereka memilih cerai secara hukum agar si wanita berstatus janda dan mendapatkan tunjangan. Padahal sesungguhnya si pasangan tersebut tidak cerai bahkan tetap hidup bersama.
Secara acak, petugas pemerintah kerap melakukan inspeksi ke rumah-rumah pasangan yang becerai tersebut. Jika didapati ternyata si istri dan suami tetap tinggal bersama, maka keduanya akan diberikan sanksi.
Seorang teman yang memiliki paman bertingkah seperti itu menceritakan, biasanya jika ada inspeksi, maka si suami cepat-cepat kabur dari rumah agar tidak sampai ketahuan. Perilaku negatif pendatang ini sudah lama menjadi permasalahan di Norwegia.
Banyak warga lokal yang menentang pemberian tunjangan kepada pendatang. Mereka beranggapan, penduduk lokal yang mayoritas adalah pekerja keras harus membayar pajak tinggi sementara yang menikmati pajak tersebut adalah orang-orang yang kurang giat bekerja, bahkan hidup mengandalkan tunjangan kesejahteraan. (sri murni)
Baca pengalaman hidup di Norwegia lainnya di tulisan ini ya!
Pengalaman Tinggal di Norwegia: Cuti Melahirkan 18 Bulan dan Papa Permission yang Bikin Saya Kagum
Hidup di Norwegia : Ketika Gorengan Ikan Asin Menjadi Urusan Pihak Keamanan
Rasanya PANAS-DINGIN Naik Transportasi Umum di Negeri Paling Makmur di Dunia, Norwegia