“Ah rumah ini sudah tua, rubuhkan sajalah dan ganti dengan bangunan modern yang permanent.”
Pemikiran itu bisa jadi menghinggapi Anda saat melihat properti yang Anda miliki sudah uzur.
Tapi sebaiknya, Anda jangan buru-buru meratakan dengan tanah rumah tua tersebut. Apalagi jika prosperiti itu dibangun dari Kayu sehingga kesan tuanya semakin tampak.
Sebab, Anda bisa menyulap bangunan tua menjadi guesthouse yang bernilai ekonomi tinggi alias profitable. Apalagi jika lokasi rumah tua Anda berada di kawasan wisata.
Tentu saja keberadaan guest house sangatlah dibutuhkan para tamu dan mendatangkan keuntungan yang lumayan besar.
Tulisan ini terinspirasi dari Banghuris Guest House yang menjadikan bangunan klasik berbentuk rumah panggung menjadi guesthouse yang homey dan nyaman.
Lokasinya berada di Jalan Tailong Kg. Hulu Chunchoh 43950, Sungai Pelek, Sepang, Selangor, Malaysia. Dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) jaraknya sekitar 35 km, dari Putra Jaya 50 km, dari Kuala Lumpur 97 km, dari Port Dickson Beach 40 km dan dari Sepang Gold Cost 15 km.
Sungai Pelek selama ini memang dikenal sebagai salah satu pusat agro wisata dan industri kecil menengah. Kampung ini juga dikenal dengan kawasan Kampung Jawa karena mayoritas warganya berasal dari Tanah Jawa, tepatnya Kebumen, Jawa Timur.
Saya berkesempatan mengeksplorasi guesthouse Banghuris ketika mengikuti family trip bersama media dan influencer dalam rangka promo wisata Rentak Selangor yang ditaja Selangor Exco for Youth Generation, Sports, Culture and Entrepreneurship (Seperti departemen ekonomi, kepemudahaan, budaya dan UKM kalau di-Indonesiakan) dengan panita penyelenggara acara UPEN Selangor berkolaborasi bersama Gaya Travel Megazine dan didukung PUSAKA.
Saya bersama duo crucils, Azka &Kenzie, dan Tim Rentak Selangor mendatangi Guest House Banghuris pada Kamis (1/12/2016).
Saat rombongan turun dari bus, kami langsung disambut dengan musik kompang yang dimainkan oleh sejumlah pria warga setempat.
Setelah itu, kami digiring ke tenda yang sudah disiapkan panitia. Di depan kursi-kursi tamu, sudah standby para pemain musik Cempuling.
Kami pun dihibur dengan alunan lagu beriring musik tradisional dan modern. (Cerita tentang cempuling bisa dibaca di tulisan saya lainnya).
Eksplorasi Homestay Banghuris
Sembari menikmati performa Cempuling, saya sempat kan diri untuk mengeksplorasi interior guesthouse Banghuris sekaligus penumpang Sholat Zuhur.
Bangunan guest house ini terbuat dari kayu yang didirikan pada 1980-an. Tepatnya kapan? Bang Huris sendiri juga tidak ingat.
Dahulunya, rumah panggung kayu ini sebagai rumah utama dengan fasilitas dua kamar. Namun, pada tahun 1990-an, seiring bertambahnya anggota keluarga, Bang Huris memutuskan untuk menambah bangunan permanen (tidak panggung) di bagian belakang rumah kayu tersebut.
Sejak tahun 2000-an, tepatnya 2006, rumah panggung Bang Huris tidak lagi difungsikan sebagai bangunan utama aktivitas keluarga lebih banyak dilakukan bagian rumah yang permanent.
Bang Huris pun memutuskan untuk menjadikan rumah panggung nya sebagai guesthouse.
Begitu memasuki rumah panggung ini, kesan kuno tapi asri begitu kental. Itu dimulai dari keberadaan beberapa anak tangga di bagian depan, kemudian teras, dan pintu utama dengan model dua daun.
Terasnya terasa asri karena dikelilingi dengan bunga-bunga serta pohon. Angin pun semilir saat saya duduk-duduk di teras tersebut.
Seperti Menginap di Rumah Sendiri
Memasuki rumah panggung, tampak ruang tamunya yang luas dengan sejumlah sofa yang tersusun rapih. Di antara sofa yang didominasi warna kuning itu, terdapat dua buah kursi kebesaran yang juga warna kuning.
Menurut Bang Huris, kedua kursi itu merupakan kursi yang pernah diduduki Sultan Selangor saat berkunjung ke guesthouse tersebut beberapa tahun silam.
Interior utama ruangan ini memang didominasi warna kuning, warga kebesaran Melayu. Selain sofa, gorden-gorden yang dipasang juga berwarna kuning.
Di depan ruang tamu, terdapat ruang terbuka dan kosong yang biasanya digunakan untuk ruang sholat. Saya pun menumpang sholat di ruang tersebut. Tersedia sajadah dan mukenah disana. Tempatnya sangat rapih dan bersih dengan hamparan karpet warna biru.
Di sebelah ruang sholat, terdapat satu kamar berukuran besar yang di dalamnya ada tiga kamar tidur. Kamar inilah yang bias disewa oleh para wisatawan.
Selain kamar tersebut, terdapat satu kamar lagi di bagian belakang rumah (rumah permanen) yang juga diperuntukan bagi tamu. Jumlah tempat tidurnya juga ada tiga.
“Ini (kamar di bagian belakang) sebelumnya kamar anak saya. Cuma sekarang dia sudah menikah dan ikut suaminya,”kata Bang Huris.
Secara total, guest ini bisa menampung tamu enam orang dalam waktu bersamaan.
Bagian rumah panggung dan rumah permanen dihubungkan dengan sebuah tangga pendek.
Di bagian rumah permanen, terdapat ruang tiga keluarga yang ukurannya cukup luas. Ruang ini biasa digunakan oleh para tamu untuk bersantai dan bercerita bersama tuan rumah.
Selanjutnya ada ruang dapur merangkap ruang makan yang ukurannya juga cukup luas.
Berada di rumah Bang Huris, rasanya memang seperti berada di rumah keluarga sendiri.
Pilihan Paket
Bang Huris tidak hanya menyediakan guesthouse yang nyaman. Tapi juga sekaligus paket aktivitas wisata.
Ada tiga pilihan paket yang bisa dinikmati:
Pertama, One Day Trip. Paket ini tidak menginap melainkan hanya diisi dengan beragam kegiatan yang dimulai dari pagi hari hingga sore. Aktivitas yang dilakukan diantaranya wisata agro dan mengunjungi industri kecil dan menengah. Agro wisata yang ditawarkan adalah mengunjungi perkebunan kopi dan cara pembuatannya secara tradisional. Mengunjungi perkebunan karet dan kelapa sawit serta ikut mencoba menderes getah karet dan menojok buah sawit. Dan yang tidak kalah menarik adalah mengunjungi kebun anggrek serta tanaman palawija musiman seperti singkong dan lainnya. Selepas itu, pengunjung juga diajak melihat industri kecil dan menengah diantaranya pabrik pembuatan crackers dan pembuatan makanan beku. Paket ini sudah termasuk welcome drink dan makan siang.
Kedua, Two Days Trip dengan menginap satu malam di Homestay Banghuris. Isi paketnya hampir sama paket pertama, hanya saja trip ini dilengkapi dengan aktivitas tambahan yakni pertunjukan musik tradisional, Jedor dan Kompang, serta acara memancing.
Ketiga, Three Days Trip dengan menginap dua malam di Homestay Banghuris. Paket tiga hari ini pastinya lebih lengkap karena mencakup semua aktivitas dua jenis paket sebelumnya, ditambah aktivitas lain yakni pertunjukan dan pembelajaran tari tradisional dan Cempuling. Para tamu juga diajak mengikuti permainan tradisional seperti congkak, batu seremban, dan sepak raga ratus. Sementara untuk kunjungan ke industri kecil dan menengahnya juga lebih banyak yakni ke pabrik tahu, tempe, dan mie kuning. Semua paket yang disedikan sudah termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam dengan menu-menu tradisional khas warga tempatan.
Untuk mengikuti aneka acara dan biayanya bisa langsung menghubungi Haji Basir Bin Wagiman (013-300-3942), Mrs Misriah Bt Natijo (019-391-9547), dan Mr Aziz Bin Haji Basir (017-630-3601) atau email: banghuris_homestay@yahoo.com.
Dengan pola pengemasan paket wisata agro dan tradisional performance tersebut, Bang Huris mengaku, setiap tahun bisa mendapatkan kunjungan wisatawan sebanyak 120.000 baik domestikmaupun internasional. (sri murni)
Ih keren ya.
Iya memang keren….
Rumahnya apik banget, apalagi bagian dapurnya, suka.
Iy bikin suka semu orang mbak…. Rumahnya luas dan nyaman. Asri…