Home / Inspirations / Escape to The Snowy Mountains Australia: Excited Rasakan Salju Kali Pertama
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Siap-siap bermain seluncuran Tobogganing di Snowy Mountains.

Escape to The Snowy Mountains Australia: Excited Rasakan Salju Kali Pertama

Siap-siap bermain seluncuran Tobogganing di Snowy Mountains.

AUSTRALIA itu memang terletak di bagian kutup selatannya dunia dan termasuk negara yang memiliki empat musim : panas (summer), gugur (autumn), dingin (winter), dan semi (spring). Namun, saat winter, hanya sedikit bagian dari negara Australia yang kebagian turunnya salju.

Bahkan, untuk saya yang tinggal di Canberra selama 1,5 tahun, tidak pernah merasakan turunnya salju di saat winter. Padahal Canberra ini merupakan satu di antara negara bagian Australia yang suhunya paling dingin saat winter.

Karena gak pernah kebagian salju, jika ingin merasakan butiran-butiran es putih yang lembut turun dari langit, bermain salju dan ski haruslah pergi jalan-jalan ke Snowy Mountains alias pegunungan salju yang ada di Kosciuszko National Park, New South Welles (NSW).

Menurut saya, Snowy Mountains bisa menjadi “tempat pelarian” sejenak dari rutinitas perkuliahan. Apalagi jika ke sananya dilakukan pasca ujian. Rasanya pasti LUAR BIASA, BEBAS!

Saya berkesempatan ke sana pada 8 Agustus 2011 lalu, saat mengikuti acara family trip (famtrip) setelah menyelesaikan program Academic English Preparation Courses (Access Program) di The Australian National University (ANU). Famtrip itu diikuti sekitar 80-an mahasiswa dari berbagai negara dan didampingi oleh beberapa dosen.

Sebelum ke sana, perlengkapan pribadi harus dibawa seperti : jaket tebal khusus untuk daerah bersalju, sarung tangan salju, sepatu boat salju yang tapaknya bergerigi, penutup kepala, dan sebo. Untuk jaket, sepatu, dan sarung tangan saya sangat sarankan untuk mencari produk yang dalamnya wall dan luarnya kulit supaya benar-benar nyaman ketika bermain salju.

Saat ke Snowy Mountains, kami menggunakan beberapa bus. Dari Canberra, jarak tempuh ke Snowy Mountains sekitar 2,5 jam. Jalannya mulus karena aspalnya juga mulus mulai dari awal perjalanan sampai ke puncaknya. Kalau soal fasilitas jalan raya, saya acungkan jempol deh pemerintah Australia.

Sepanjang perjalanan, kami melihat pemukiman penduduk yang tertata rapih dan masing-masing rumahnya berukuran lumayan besar. Di tengah perjalanan, kami sempat singgah ke salah satu tempat makan dan ngopi.  Saya dan teman-teman satu kelas pun memanfaatkan waktu ini untuk ke toilet dan foto-foto.

Satu hidangan paling khas di tempat makan ini adalah ikan The Grand Slam yakni salmon khas Atlantik yang hidup di aliran sungai-sungai dari Snowy Mountains. Kami tidak sempat mencicipi masakan ikannya, hanya bisa berfoto di patung ikan tersebut.

Foto di patung The Grand Slam. Foto by menixnews.com

Setelah istirahat, perjalanan kami berlanjut langsung ke puncak Snowy Mountains. Sebelum sampai ke tempat yang dituju, sepanjang perjalanan saya melihat hutan di pegunungan ini yang sudah gundul. Gundul bukan karena sedang winter, tetapi karena memang habis terbakar saat kebakaran hutan lebat melanda daerah ini.

Beruntung Salju Turun

Bersma seorang teman asal Thailand merasakan salju turun untuk kali pertama seumur hidup.

Ah… akhirnya setelah menempuh pejalanan bus 2,5 jam, kami sampai juga ke puncak Snowy Mountains. Ketika kami turun, cuaca lumayan cerah dan masih tampak matahari. Udara memang dingin, tetapi tidak tampak salju turun.

Menurut pemandu wisata di sana, tidak setiap hari salju turun di pegunungan ini. Terkadang, para pengunjung juga banyak yang kecewa karena salju tidak turun sehingga tidak bisa bermain ski maupuan berseluncur dengan toboggan. Kami cukup beruntung, meskipun saat sampai tidak turun salju, tetapi malam sebelumnya salju turun dengan lebat sehingga tempat itu tertutup putih dengan salju yang tebal.

Cuaca cerah ternyata tidak bertahan lama. Saat kami sudah bersiap-siap main seluncuran toboggan, matahari tertutup awan tebal, dan cuaca pun berubah mendung. Tak lama kemudian, butiran-butiran putih yang lembut jatuh di pipih kami. Rasanya lembut, dingin, dan basah. Ini adalah pengalaman pertama saya merasakan butiran salju seumur hidup. Rasanya memang sungguh EXCITED!

Siap-siap bermain seluncuran Tobogganing di Snowy Mountains.

Di tengah rintik-rintik salju itu, kami terus bermain toboggan, berbaur bersama pengunjung lain baik dewasa maupun anak-anak. Sekilas, melihat seluncuran toboggan ini tampak mudah, kenyataannya setelah dilakoni, sulit juga. Apalagi ketika tidak bisa menyeimbangkan diri dan harus tergelincir, terlepas dari toboggan yang kita naiki, rasanya lumayan sakit.

Tantangan lainnya, adalah ketika sudah sampai di bagian paling bawah areal seluncuran, kita harus naik lagi dengan medan yang sangat licin. Jika kita mengenakan sepatu boat yang tapaknya polos dan bukan yang bergerigi, maka akan kesulitan naik karena sangat licin. Hal ini dialami sejumlah teman. Dengan terpaksa, mereka naik dengan cara digandeng oleh teman-teman lain.

Karena salju turun semakin lebat, kami pun menyudahi bermain seluncuran toboggan. Kami berjalan-jalan mengitari areal sekitar. Di sini, disediakan juga cable ski dan areal bebas untuk bermain ski bagi yang memiliki kemampuan. Namun, karena saya dan beberapa teman tidak pernah bermain ski, kami tidak mencobanya. Kami hanya melihat keseruan orang-orang bermain ski. Kadang kami menertawakan mereka yang terpeleset dan terjungkal saat bermain ski.

Bagi yang ingin belajar bermain ski, tentu saja bisa melakukannya dengan menyewa alat dan membayar pelatih. Tarifnya cukup menguras kantong, ratusan dolar AUD.

Puas melihat-lihat orang bermain ski, kami masuk ke dalam kafe yang lokasinya tak jauh dari areal toboggan. Di sini dijual aneka minuman, yang pasti teh dan kopi, serta makanan ala western tentunya, di antaranya: sandwich, pizza, serta steak. Saya dan teman-teman lainnya sudah menyiapkan bekal masing-masing yang bisa kami santap di sini. Hemat dan pastinya HALAL.

Di Snowy Mountain ini, tidak hanya bisa bermain ski dan toboggan, tetapi juga bisa tracking dan berkemping. Bagi yang hobi memancing juga bisa melakukannya karena banyak sungai dan danau di sekitaran pegunungan salju ini. Untuk bisa memancing, tentu saja tidak bisa sembarangan karena harus mengantongi izin dan membayar sejumlah uang yang tidak murah. Biaya sangat tergantung dengan lokasi pemancingan serta penggunaan alatnya. Banyak paket memancing yang bisa diikuti.

Sekitar pukul tiga siang, saat cuaca di sini semakin gelap dan salju semakin lebat, kami memutuskan untuk pulang. Semua anggota rombongan bergegas naik ke bus.

Kami melalui rute yang sama. Kali ini, kami singgah di Cooma, kota kecil yang letaknya di kaki bukit Snowy Mountains. Di sini kotanya sangat damai dan tenang. Lalu lintasnya pun sepi. Di kanan dan kiri jalan, sangat mudah ditemukan kafe-kafe dan tempat makan.

Tujuan kami singgah di sini adalah untuk makan yang hangat-hangat. Ada banyak pilihan karena tidak hanya menyediakan western food melainkan ada ASIAN food dan Indian food. Saya memilih vegetarian restaurant agar terhindar dari makanan yang tidak halal.

Setelahnya, kami langsung menuju ke Canberra. (*)

HAPPY PICNIC KELUARGA INDONESIA

12 comments

  1. Waah, asik banget mba, saljunya bisa nempel ke pipi dan bisa ngeliat langsung terbangan salju tipis yang turun dari langit.

    • Iya Mbak Eka…. orang tropis pertama kali lihat salju langsung jingkrak-jingkrak… tapi tidak bertahan lama, setelah itu langsung menggigil… jejejejeje

  2. Aduh lihat main salju jadi baper mbak. Selama ini megang salju masih wish list.

  3. Enak ya mbak, bisa ngerasain salju secara langsung. Kalo saya masih meraba salju di kulkas mbak. hehe

  4. Huaaaaa saljuuu… Aku pengeeeeen banget bisa ngerasain megang salju, mbak. #norak

    • Hahahaha…. ya kita orang tropis pasti norak lihat salju…… Kayak mereka juga org kutup yang norak lihat matahari. Kalau da tengok matahari, bawaan mereka da pengin berbikini aja, walaupun cuma jemuran body di halaman rumah… hahahaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.