Home / My travelling / Wonderful Indonesia- 10 Panduan Lengkap Traveling ke Letung Anambas
English English Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Panorama Pantai Padang Melang bagian bagian utara. Foto by menixnews.com

Wonderful Indonesia- 10 Panduan Lengkap Traveling ke Letung Anambas

Panorama Pantai Kusik, Letung, Anambas. Foto by menixnews

Tulisan ini merupakan rangkuman traveling saya selama tiga hari dua malam ke Letung, Anambas, Kelupauan Riau (Kepri) pada 3-5 September 2018 lalu. Saya membuat ringkasan ini karena ada permintaan pembaca dan supaya menjadi guiding bagi my blog readers lainnya yang ingin ke Anambas, khususnya Letung, yang digadang-gadang sebagai Maladewa atau Maldives-nya Kepri.

Anambas itu memang memesona, hanya saja banyak yang masih bingung ke sana naik apa dan setelah di sana mau ngapai aja.

Perlu diketahui, secara geografis Kabupaten Kepulauan Anambas terletak di bagian utara Provinsi Kepri dan berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, atau yang kini bernama Laut Natuna Utara.

Posisi Anambas juga berdekatan dengan Kabupaten Natuna. Sebelum 2008, Anambas masih menjadi bagian dari Kabupaten Natuan.

Sesuai namanya sebagai kabupaten kepulauan, Anambas memiliki 255 pulau, 26 di antaranya sudah berpenghuni dan sisanya masih kosong. Dari pulau yang ada, terdapat tiga pulau besar yang sudah mudah dijangkau warga luar yakni Pulau Letung, Matak, dan Siantan. Di Pulau Siantan inilah terletak ibukota Anambas, Tarempa.

Sebelumnya, beberapa tulisan yang membahas per item hasil jalan-jalan saya ke Letung sudah saya paparkan pada postingan-postingan terdahulu. Namun, agar lebih memberikan guiding yang lebih mudah, saya tuliskan saja rangkumannya sehingga yang hendak ke Letung bisa menikmati quality time di sana.

1. Berangkat dengan Wings Air

Beruntung, saat ini Letung sudah memiliki bandara dan sudah diterbangi oleh pesawat komersil yakni Wings Air. Saat mencari tiket pesawat, jangan lupa untuk memilih bandara atau kota tujuan adalah Letung Airport, Anambas atau Jemaja (LMU).

Pesawat Wings Air Batam-Letung, Anambas. Foto by menixnews.com

Wings Air dari Bandara Hang Nadim Batam ke Bandara Letung, terbang tiga kali seminggu yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Demikian pula  dari Letung ke Batam. Keberangkatan dari Batam sekitar pukul 12.30 WIB dan dari Letung sekitar pukul 14.50 WIB dengan lama terbang sekitar satu jam. Harga tiketnya mulai dari Rp600-an ribu.

Tentang transportasi ke Letung ini, lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Cara Gampang ke Anambas dari Batam dan Tanjungpinang, Ini Pilihan Transportasinya

2. Naik Angkutan Desa Gratis

Nah, sesampainya di Bandara Letung, tidak usah khawatir apalagi panik soal angkutan yang akan membawa kita ke pusat kota Letung. Sekarang sudah tersedia mini bus “Transportasi Desa” gratis yang disediakan pemerintah khusus bagi penumpang pesawat.

Sebelum ada angkutan desa ini, penumpang memang harus dijemput keluarga ataupun naik ojek dengan tarif Rp50 ribu per orang. Tapi sekarang, angkutan desa setia menanti kedatangan kita.

Transportasi Pedesaan yang menjadi sarana angkutan gratis dari Bandara Letung, Anambas ke kota. Foto by menixnews.com

Bandara Letung memang terletak agak jauh dari kota, waktu tempuhnya sekitar 30 menit. Dari atas angkutan desa, sambil santai, kita bisa menikmati pemandangan perbukitan serba hijau, hamparan padi, dan kedamaian desa tanpa kebisingan.

Angkutan berupa mini bus ini juga tersedia dan tetap gratis saat kita hendak pulang ke kota asal. Kita bisa menaiki mini bus ini dari lapangan takraw yang terletak di pusat kota sebagai titik poin penjemputan penumpang yang hendak ke Bandara.

Tugu di persipangan jalan di Pulau Letung, Anambas, sekaligus sebagai stop point transportasi desa dari dan ke Bandara. Foto by menixnews.com

Lebih lengkap soal gambaran Letung ini bisa dibaca di sini: Nikmati Kedamaian Anambas dari Atas Transportasi Pedesaan Gratis 

3. Penginapan Murah dan Bersih

Angkutan desa gratis yang membawa penumpang dari Bandara Letung akan berhenti di stop point (terminal bayangan) di pusat kota Letung, tepatnya di lapangan takraw yang berada di tengah-tengah kota. Pusat kota yang saya maksud bukanlah seperti kota dalam bayangan banyak orang. Kota di sini hanyalah sebagai pusat keramaian dan tempat kumpul warga.

Dari stop point, kita bisa langsung ke penginapan yang jaraknya tidak jauh dan bisa jalan kaki saja. Jika belum tahu penginapan yang dituju, tanya saja ke warga lokal yang ditemui untuk menunjukan penginapan yang tersedia.

Penginapan Miranti di Kota Letung, Anambas. Foto by menixnews

Sekarang sudah banyak penginapan di Kota Letung, jumlahnya belasan. Ada yang bentuknya rumah bertingkat, ruko, maupun guesthouse sederhana di pinggir laut. Tarifnya mulai dari kisaran Rp100.000 untuk guesthouse dan Rp200.000 untuk penginapan per kamar.

Saya dan empat rekan memilih menginap di Miranti yang terletak di sudut jalan Kota Letung dan berada di pinggir pantai. Tarifnya hanya Rp200 ribu per kamar dan bisa untuk dua orang.

Bersih dan di dalamnya lengkap dengan fasilitas spring bed ukuran queen, TV, meja kerja, serta kamar mandi.

4. Sewa Motor untuk Keliling Pulau

Karena sampai penginapan jelang sore, baiknya makan siang dulu. Iya makan siang yang agak terlambat. Hehehe…. Setelah makan siang, bisa langsung menyewa motor yang disediakan penginapan. Motor merupakan transportasi utama di pulau ini untuk perjalanan darat keliling Pulau Letung.

Motor lebih efektif daripada mobil karena medan yang akan dilalui juga tidak semuanya bisa dilewati mobil. Lagipula, masih jarang orang yang punya mobil di sini. Hehehe….

Sejumlah pengunjung sedang mencari sewaan motor yang disediakan Penginapan Miranti di Kota Letung, Anambas. Foto by menixnews

Sewa motor satu harinya sekitar Rp120 ribu di luar minyak. Nah, saat sewa motor ini harus jelas ya sehari yang dimaksud apakah 24 jam atau hanya 12 jam. Masalahnya, ketika kami pakai motor dari Senin sore sampai Rabu jelang siang, dihitung tiga hari. Padahal, jika dihitung berdasarkan 24 jam, tidak sampai 2×24 jam.

5. Air Terjun Neraja dan Sunset Indah di Pantai Panjang

Objek wisata yang bisa dikunjungi di hari pertama adalah menikmati indahnya Air Terjun Neraja dan sunset di Pantai Panjang. Air Terjun Neraja terletak di Kecamatan Jemaja Timur, dengan ibukotanya Ulu Maras.

Air Terjun Neraja, Letung Anambas.

Dari Kota Letung, memakan waktu sekitar satu jam. Sepanjang perjalanan ke air terjun, mata kita dimanjakan dengan hijaunya persawahan berpadu dengan bukit-bukit yang mengelilinginya.

Jemaja Timur ini merupakan areal pertanian dan bekas transmigrasi yang dicanangkan sejak 1980-an. Setelah sampai di Ulu Maras dan mendapati Tugu Keris dan Merriam sebagai penanda pusat keramaian, kami berbelok kiri, jalan lurus langsung ke air terjun.

Air Terjun Neraja, Letung Anambas.

Sesampainya di air terjun, pemandangannya tidak begitu istimewa, tetapi hutannya cukup menyejukkan. Saat kami ke sana, sedang musim kemarau sehingga debit air yang mengalir kecil. Gemercik air sebagai ciri khas air terjun juga tidak terdengar. Meskipun demikian, kami tetap bisa menikmati aliran air yang bertingkat-tingkat.

Air Terjun Neraja, Letung Anambas.

Puas bermain air di Neraja, kami kembali memacu motor mengejar sunset di Pantai Panjang. Selain bisa bermain di atas pasir pantai, kita juga bisa duduk-duduk santai sambil menikmati kopi, teh, maupun air kelapa muda, dan cemilan tradisional khas lokal Anambas, pisang goreng tempong, yang banyak tersaji di warung-warung di sepanjang pantai ini.

Jarak dari kota ke pantai ini tidaklah jauh, cuma sekitar 10 menit naik motor. Dan, jalan ke sana sangat bagus, aspal mulus.

Tonton video Air Terjun Neraja di sini!

6. Usai Subuh Berburu Ikan dan Sarapan di Pasar

Hari kedua di Letung, awali dengan sholat Subuh. Suara adzan terdengar sekitar pukul 04.50 WIB. Sholat bisa di masjid besarnya yang tidak jauh dari penginapan, ataupun di dalam kamar. Setelah Subuh, ups jangan tidur lagi ya, karena kita bisa jalan kaki ke pasar tradisional yang letaknya di tengah kota, tidak jauh dari stop point angkutan desa.

Pasarnya tidaklah besar, hanya sekitar 50×20 meter. Di pasar mungil itu, berjajar lapak-lapak penjual sarapan, sayuran, dan ikan-ikan segar. Yang paling menarik hati saya adalah ikan-ikan segarnya.

Salah satu ikan yang paling banyak dijual di pasar ini adalah ikan putih atau manyuk, tuna putih dan merah atau orang lokal menyebutnya jebat dan curing, serta ikan talang.

Satu ekor manyuk dan curing, dijual hanya Rp 30.000-35.000 per ekor dengan berat hampir 2 kg. Sementara ikan talang yang ukurannya lebih besar seekor hanya Rp25.000.

Ikan segar ini bisa dijadikan oleh-oleh. Tapi tidaklah dibawa dalam keadaan segar, melainkan minta si penjual untuk menyalainya terlebih dahulu. Jika ingin ikan salai yang sudah jadi, juga tersedia di pasar ini.

Lebih lengkap tentang oleh-oleh dari Letung, baca di sini: Berburu Empat Oleh-oleh Wajib dari Anambas

Selepas melihat aktivitas pasar, kita bisa sekalian sarapan di pasar ini. Tersedia beberapa lapak yang khusus menjual sarapan dan kopi atau teh, mulai dari kue-kue tradisional sampai makanan berat.

Kue-kue tradisional dimaksud seperti luti gendang isi abon tuna, epok-epok, putu piring, kue lapis, risoles, gorengan, wajik, dan banyak lagi.

Sarapan pagi dengan epok-epok, putu piring, dan nasi dagang di atas pelantari Pantai Padang Melang bagian utara, Desa Berapit, Letung, Anambas. Foto by menixnews.com

Sementara makanan beratnya ada Mie Letung dan Nasi Dagang, yakni nasi lemak atau nasi gurih yang dibungkus daun pisang dengan lauk ikan tuna sambal. Untuk Mie Letung, ada pilihan goreng maupun berkuah.

Untuk Mie Letung yang masih mentah bisa dijadikan oleh-oleh, tetapi belinya kudu dipesan supaya diantar si penjual di hari kepulangan.

7. Berburu Sunrise di Pantai Padang Melang

Selesai melihat keramaian pasar dan mengisi perut di pagi hari, sekitar pukul 5.30, mulai bergerak naik motor ke Pantai Padang Melang. Pantai ini terletak di Desa Berakit, Kecamatan Jemaja. Dari Kota Letung, tidak begitu jauh, hanya memakan waktu sekitar 15 menit perjalanan.

Pantai ini memang sangat memukau pemandangan sunrise-nya. Di pantai ini terdapat satu pelantar yang menjorok ke laut dengan panjang sekitar 150 meter. Dari atas pelantar inilah, matahari terbit itu bisa dinikmati.

Matahari terbit di Pantai Padang Melang bagian utara, Desa Berapit, Letung, Anambas. Foto by menixnews.com

Apalagi, cahaya oranyenya jatuh ke laut dan berpadu dengan sampan-sampan yang bersandar di pelantar tersebut. Semilir angin serta suara ombak yang tidak terlalu keras mendatangkan kedamaian di hati dan kesegaran pikiran.

Padang Melang merupakan pantai yang sangat panjang, sekitar 8 km melengkung dari utara ke selatan. Sisi utara sangat elok dinikmati saat matahari terbit. Sementara sisi selatannya yang berjarak lebih jauh dari Kota Letung, sekitar 30 menit, lebih asyik dinikmati sore hari.

Lebih lengkap tentang Pantai Padang Melang, bisa dibaca di sini: Terpena Pesona Padang Melang

8. Berburu Keindahan dan Sinyal Internet di Pantai Kusik dan Nguan

Masih di hari kedua, setelah menikmati matahari terbit di Pantai Padang Melang, menjelang siang, kami bergerak ke Pantai Kusik dan Pantai Nguan. Kedua pantai ini berjarak cukup jauh dari Kota Letung yakni sekitar satu jam dengan memacu sepeda motor.

Tujuan pertama adalah Pantai Kusik yang terkenal indah, berpasir putih, berlaut jernih, dan dikelilingi bukit-bukit hijau. Bahkan saking jernihnya bisa melihat terumbuh karang dari atas pelantar. Pantai Kusik terletak di ujung Pulau Letung.

Panorama Pantai Kusik, Letung, Anambas. Foto by menixnews

Di Pantai Kusik, ternyata tidak hanya menikmati anugerah indah Sang Pencipta, tetapi juga berburu sinyal internet, khususnya 4G. Patut dicatat, saat saya dan rombongan “JelajahKonektivitasHati” mengunjungi Letung, sinyal internet merupakan barang yang masih mahal. Maksudnya, sinyalnya hilang-hilang timbul dan lebih banyak hilangnya ketimbang timbulnya. Jadi untuk mendapatkan jaringan internet yang cepat, harus ke Pantai Kusik atau ke sekolah yang memiliki fasilitas wifi Vsat.

Pantai Kusik, Letung Anambas. Foto by menixnews

Lebih lengkap tentang Pantai Kusik dan Sinyal Internet bisa dibaca di sini: Memanjakan Mata di Pantai Kusik Sembari Berburu Internet

Setelah puas bercengkrama dengan alam di Pantai Kusik, kami kembali memacu motor menuju Pantai Nguan. Letak Pantai Nguan ini searah jalan pulang ke Kota Letung. Begitu sampai di Desa Landak, berbelok ke kiri. Tidak ada petunjuk jalan ke Pantai Nguan, jadi harus rajin bertanya dengan warga yang ditemui.

Jalan ke Pantai Nguan ini adalah jalan setapak dengan kontur yang naik dan turun, ditambah medan yang belum semuanya beraspal. Bahkan bisa dikatakan, jalan yang mudah dilalui hanya separuhnya, sementara sisanya masih tanah, berlubang, berpasir, dan semak belukar.

Sesampainya di Pantai Nguan, lelah sekali karena terguncang-guncang di atas motor. Namun, rasa capek terbayarkan karena melihat keindahan panorama di depan mata. Pantainya masih virgin, sangat jarang didatangi orang. Tidak ada rumah penduduk di sana.

Yang ada hanyalah sebuah gubuk reok kosong milik warga. Gubuk ini hanya digunakan untuk menyimpan peralatan berkebun dan melaut. Saat kami datang, tak seorang pun ada di pantai ini. Jadi, bagi yang benar-benar ingin melihat pantai yang virgin di Letung, bisa datang ke sini.

Gubuk reok di Pantai Nguan, Letung Anambas.

Lihat keindahan Pantai Nguan di video ini!

9. Bercengkrama dengan Tukik di Posal

Hari kedua di Letung sudah kami habiskan dengan bertualang dari satu pantai ke pantai lain. Di hari ketiga, selepas sarapan, kami mengunjungi konservasi mini tukik atau anak penyu yang ada di Pos Angkatan Laut Jemaja, yang beralamat di Jl H Ejis, Letung, Jemaja.

Letaknya tidak jauh dari pasar dan hanya perlu jalan kaki beberapa meter. Posal ini dikomandoni oleh Letda Pelaut Arif Budiman. Ide membuka konservasi mini tukik ini juga dari Pak Arif.

Berfoto bersama tukik dan Pak Arif di Posal Jemaja, Letung, Anambas. Foto by menixnews.

Saat kami sambagi, Pak Arif menunjukkan ratusan anak tukik yang dipelihara di dalam bak plastik besar. Selain itu, ada ratusan telur penyu yang sedang dieramkan di dalam bak pasir.

Keberadaan konservasi mini ini sangat menarik. Sebab, bagi pengunjung, terutama warga kota yang datang ke Letung, melihat tukik adalah satu hal yang istimewa. Jika selama ini harus menyeberang ke pulau lain untuk melihat tukik, kini sudah bisa dilakukan di Pulau Letung.

Cerita lengkap tentang konservasi mini tukik ini bisa dibaca di sini: Bermain dengan Tukik si Anak Penyu di Posal Letung

10. Kulineran dan Oleh-oleh Murah

Dari aktivitas traveling, selain menikmati objek wisatanya, pastinya ingin menikmati makanan khas dari daerah yang dikunjungi. Di Letung ini, makanan yang tersedia di warung-warung sudah sangat beragam.

Yang paling utama  adalah menu serba seafood. Ikan asam pedas, ikan goreng, ikan bakar, udang, kepiting, dan cumi-cumi merupakan sajian paling umum di setiap warung. Jika tidak suka dengan seafood, banyak warung yang menjual makanan ala Jawa seperti bakso, mie ayam, maupun ayam penyet. Ada juga warung yang menjual nasi padang.

Untuk harga, rata-rata sekali makan Rp30.000 satu orang dengan lauk ikan bakar. Namun, untuk nasi bungkus padang sekitar Rp20 ribu dan bakso Rp15 ribu.

Sedangkan untuk makanan selingan, seperti mie Letung, per porsinya sekitar Rp15 ribu. Sementara untuk cemilan kue-kue, harganya Rp1.000 per pcs.

Di hari terakhir berada di Letung, tentu saja berburu oleh-oleh menjadi agenda yang tidak bisa dilewatkan. Setidaknya ada beberapa pilihan yakni:

  1. Kerupuk atom yang banyak diproduksi oleh warga lokal. Dan, kami berkesempatan langsung datang ke tempat pembuatan kerupuk atom Si Bolang dan membeli di sana. Satu kilonya hanya Rp120 ribu.
  2. Mie Letung. Mie ini teksturnya sama dengan Mie Tarempa. Namun karena berada di Letung, namanya berganti menjadi Mie Letung. Untuk oleh-oleh bisa dibawa mentah seperti yang saya jelaskan di atas.
  3. Luti Gendang yakni roti goreng berisi abon ikan tuna. Luti ini bisa dipesan ke pedagang luti yang ada di pasar saat pagi hari. Harganya Rp1.000 per pcs.
  4. Gula tempong, yakni gula merah aren yang dibuat alami dari nira aren. Gula bisa dibeli langsung ke pembuatnya di Kampung Teluk Kaut, Kecamatan Jemaja, sekitar 15 menit dari kota Letung naik motor. Harganya Rp20.000 per bungkus (berat sekitar 1 kg).
  5. Dodol ubi kayu, yakni dodol atau jenang yang dibuat dari campuran ubi kayu dan gula tempong. Dodol ini juga bisa dibeli di Kampung Teluk Kaut, satu kawasan dengan pembuat gula tempong. Satu kilonya Rp40 ribu.
  6. Ikan salai yakni ikan yang diasapi. Jenisnya bisa ikan tuna maupun ikan putih. Bisa pesan ke penjual ikan jika ingin ikan salai spesial atau bisa pula membelinya ikan salai yang sudah jadi di pasar. Harganya kisaran Rp20 ribu per ekor.
  7. Lebih lengkap tentang oleh-oleh dari Letung, baca di sini: Berburu Empat Oleh-oleh Wajib dari Anambas

Nah, my readers lengkap sudah ulasan traveling ke Letung, Anambas, kan! Letung, hanyalah secuil dari keindahan Wonderful Indonesia. So, ikan tuna ikan mas, mari kita jalan-jalan ke Anambas.

Anda juga pasti punya pengalaman menarik saat jalan-jalan kan ya? Eits jangan hanya disimpan sendiri dunk ya, yuks ditulis agar yang lain juga bisa mendapatkan referensi dari tulisan Anda. Dan, tulisannya juga bisa diikutkan pada even lomba blog Wonderful Indonesia Blog Competition loh! Baca informasi lengkapnya di poster berikut ya! (sri murni)

 

 

19 comments

  1. Makasih mbak, jadi ada informasi kalau mau liburan kesana nanti..

  2. baca pantai padang melang serasa dejavu. dulu pernah nulis novelet berlatar ini. tapi blm ketemu jodoh dgn media cetak

  3. Waahh Anambas.. pengen sekali kesana. Semoga dikasih kesempatan ke sana. Seru banget jalan jalannya mbak..

  4. komplitos ya mba resume perjalanannya. saya jadi kangen ke letung lagi..

  5. Jadi pengen nyoba ke sana lagi tapi kali ini pakai pesawat. Pengen juga yang ke bagian Matak dan Siantannya.

  6. beruntung bgt mba menik bsa ke Letung dan ketemu air terjun. Waktu ke tarempa ada air terjun tapi klo musim panas keringg..

  7. Kerupuk atom khas anambas, jualanku dulu hehehe. Emang mantapp ya mbakk.. Ikan asapnya juga mantap.

  8. Wow! Komplit. Kudu dibookmarked nih. Buat dijadiin panduan kalo ke sana nanti.

  9. Anambas emang cocok jadi Maldivesnya Indonesia dari penampakan poto poto blogger yang mengabadikaanya. Masih tradisional banget ya mbak. Masih belum tersentuh tanham2 jahil. Etapi sunsetnya bagus banget lo mba.

  10. kmrn singgah aja di letung pas naik kapal ke tarempa dan sempet makan nasi cumi, dan pas lihat pulau sekitar pelabuhan OMG, indah banget

  11. Akhirnya dirimu sudah kesana, keren banget ya… Pengen kesana deh. Semoga ada kesempatan merasakan transportasi gratis dari bandara haha

Leave a Reply to Yulia Marza Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.